titastory.id,ambon – Tempo Data Science berkolaborasi dengan Transparency International meluncurkan Indeks Indonesia menilai 100 perusahaan melalui Indeks Integrasi Bisnis Lestari. Ada empat kategori, yakni Diamond, Ruby, Sapphire, dan Emerald.
Tak hanya menyerahkan apresiasi atas penilaian praktik bisnis berintegritas dan berkelanjutan kepada perusahaan, dalam acara itu juga digelar diskusi bertajuk ESG: Pilar Penting Menuju Bisnis Berkelanjutan yang dipandu Wakil Pemimpin Redaksi Tempo, Bagja Hidayat.
Peran Indonesia dalam hal perubahan iklim sangat ditunggu oleh seluruh dunia. Sebab, Indonesia memiliki hutan yang luas di dunia, selain Brazil dan Amerika.
Kini setiap negara harus berkontribusi dalam isu perubahan iklim karena efeknya tidak hanya dilihat oleh mata seperti perubahan cuaca tetapi ekosistem juga berubah secara masif.
Plt. Staf Ahli Bidang Konektivitas dan Pengembangan Jasa, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Dida Gardera mengatakan, titik balik isu perubahan iklim adalah ketika 189 negara anggota PBB yang memberikan perhatian khusus terhadap lingkungan hidup sepakat mengadakan konferensi internasional mengenai perubahan iklim di Bali pada 2007.
Berangkat dari hal itu, muncul gagasan potensi ekonomi dari perubahan iklim. “Tinggal menentukan mana jalan terbaik, tercepat, dan efisien,” katanya.
Menurut dia, pemerintah sudah memiliki berbagai instrumen kebijakan dalam isu keberlanjutan lingkungan, mitigasi iklim, dan sebagainya. Namun demikian, dari segi teknisnya masih membutuhkan pertimbangan.
Contohnya, pajak karbon yang belum bisa diterapkan karena membutuhkan persiapan lantaran beberapa waktu lalu terjadi pandemi covid, guncangan geopolitik, el nino, dan sebagainya. Di sisi lain, pasar menuntut untuk lebih ramah lingkungan. (TS)
Discussion about this post