titastory.id, jakarta-Pemerintah mulai menyiapkan relokasi bagi warga terdampak erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-laki usai kembali erupsi di Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur pada Kamis, (07/11).
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan, Opsi relokasi ini merupakan hasil kajian dari tinjauan Kepala BNPB bersama dengan Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG), Hadi Wijaya.
Desa Klatanlo merupakan desa yang terdampak erupsi berjarak 4 km dari puncak Lewatobi Laki-Laki pada Senin (04/10) melontarkan material vulkanik hingga menyisakan lubang dengan diameter 13 meter dan kedalaman empat meter. Karena hal itu, diperkirakan masa pengungsian berlangsung lama
“Karena masyarakat di bawah lingkaran 7km ini tidak boleh kembali ke tempatnya masing-masing walaupun berada di luar zona bahaya,” kata Suharyanto saat onferensi Pers Update Penanganan Darurat Bencana Erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-laki, Kamis (11/7).
Suharyanto meminta tim penanganan bencana erupsi Gunung api Lewotobi Laki-laki untuk memulai langkah rehabilitasi dan rekonstruksi tanpa menunggu masa tanggap darurat selesai.
Saat ini tim satgas penanganan erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-laki mulai melaksanakan pendataan terhadap masyarakat terdampak.
“Berjalan pararel dengan upaya pendataan tersebut juga dilakukan survei lokasi relokasi bersama dengan pihak pemerintah daerah setempat,” katanya.
Kepala BNPB juga menyampaikan, warga terdampak yang saat ini tinggal di pos pengungsian, dapat mengajukan dana tunggu hunian agar dipakai menyewa hunian sementara di luar pengungsian. Nilainya sebesar 500 ribu rupiah per bulan per keluarga.
“Kami targetkan pengerjaan relokasi ini bisa diselesaikan dalam enam bulan sehingga dana tunggu hunian yang diterima oleh warga sebesar tiga juta rupiah per Kepala Keluarga,” tuturnya.
Terkait dengan hak aset milik masyarakat di wilayah terdampak kurang dari 7 km, Suharyanto mengatakan bahwa aset tersebut tetap akan menjadi milik masyarakat.
Yang dipindahkan adalah tempat tinggal masyarakat namun lahan peternakan dan pertanian masih dapat diolah oleh masyarakat.
“Kedepan, yang tidak boleh adalah masyarakat mendirikan lagi tempat tinggal di sana. Untuk kegiatan berkebun atau peternakan, masyarakat dihimbau untuk selalu meng-update informasi kondisi gunung dari PVMBG,” tegasnya.
Hingga hari ke empat paska erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-laki tercatat sebanyak 5.816 jiwa mengungsi. Sebaran pengungsi antara lain di Kecamatan Wulanggitang, Titehena, Ile Bura, Demon Pagung, Larantuka, Ile Mandiri, Adonara Timur, dan Sikka. (TS-01)
Discussion about this post