TITASTORY.ID – Untuk mengentaskan persoalan kemiskinan di Indonesia, terkhususnya dalam situasi pandemi covid 19, Pemerintah sejak tahun 2020 dan memasuki tahun 2021 telah menyalurkan sejumlah bantuan sosial (Bansos) untuk meringankan beban masyarakat, seperti Bantuan Sosial Tunai (BST) Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan sejumlah Bansos lainnya.
Sehingga dalam upaya penyaluran Bansos yang beragam tersebut pihak pemerintah lewat lembaga pemerintah terkait kemudian menerbitkan bukti perserta penerima manfaat dalam bentuk kartu dan buku tabungan, dimana bukti kartu dan buku tabungan yang diberikan akan digunakan untuk proses pengambilan Bansos baik dalam bentuk uang atau pun barang.
Salah satunya adalah Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dimana kartu ini dipegang oleh keluarga yang masuk dalam kategori kurang mampu atau miskin.
Kendati telah memiliki sistem dan tertib adminstrasi, namun seringkali dijumpai ada masyarakat yang belum menerima faedah dari Bansos yang digelontorkan pemerintah.
Seperti yang dirasakan oleh Karmila. N. Rehiara, seorang ibu rumah Tangga di Kecamatan Kisar Selatan yang sejak tahun 2020 sampai dengan tahun 2021 hanya menerima satu kali bansos non tunai.
Ironisnya, Karmila diketahui adalah pemegang Kartu Keluarga Sejahter (KKS) dan Buku Tangungan Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang terdaftar sebagai penerima bansos Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Terungkapnya kejadian ini saat dilaksanakan pembagian sembako di Kecamatan Kisar Selatan Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), dimana saat Karmila yang tidak tahan dengan kondisi yang dihadapinya kemudian mendekati salah satu petugas yang asik membagikan sembako kepada warga penerima manfaat.
“Ini ATM dan buku tabungan, mama ada pegang “kok” mama baru dapat bantuan cuman satu kali ?, ” ungkap Karmila bertanya.
Dihadapan petugas, Karmila menjelaskan, awal bulan Januari 2020, dirinya hanya menerima bantuan sembako. Di akhir tahun 2020 yaitu di bulan Desember dirinya hanya mendapat uang sebesar Rp. 500.000. Tahun 2021 Karmila tidak lagi kecipratan Bansos.
“Sangat disayangkan ATM dan buku tabungan yang dikantonginya bak hiasan, lantaran tidak ada manfaatnya, alias hanya jadi pajangan, ” ungkap Karmila.
Kepada story.id, Karmila belum lama ini menyampaikan, awal tahun 2020 dirinya masih mendapat Bansos, bulan bulan berikutnya dia tidak lagi menerima bantuan, nanti pada desember tahun 2020 dirinya baru menerima bansos dalam bentuk uang sebesar Rp. 500.000.
Dan tahun 2021 katanya, memasuki bulan ke 9 dirinya tidak lagi menerima Bansos.
Terkait kondisi yang dirasakan, Karmila meminta untuk memperhatikan persoalan yang ada, melakukan koordinasi karena sebagai warga negara hak haknya seolah dikebiri begitu saja tanpa ada penjelasan dari pihak terkait.
Dia menduga ada sejumlah kejanggalan yang terjadi daat penyaluran Bansos, khususnya penyaluran BPNT yang diduga ada yang tidak tepat sasaran.
“Saya minta untuk dilakukan evaluasi, dan perlu ada kejelasan terkait hak hak saya atau bisa saja ada orang lain yang merasakan apa yang saya alami.” tutupnya (TS-09)
Discussion about this post