TITASTORY.ID, – Dugaan upaya pemaksaan kehendak untuk melakukan pemilihan Kepala Desa oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa di Negeri Tulehu, Kecamatan Salahuttu, Kabupaten Maluku Tengah mendapat reaksi dari masyarakat adat Negeri Tulehu.
Reaksi yang ditunjukkan adalah dengan melakukan aksi blokade jalan utama di kawasan Negeri Tulehu, tepatnya di depan Kantor Kecamatan Salahuttu, rabu (27/08/2022).
Aksi blokade jalan terjadi lantaran masyarakat adat negeri Tulehu menduga adalah tindakan semena-mena, yang sengaja dilakukan untuk meniadakan hak-hak masyarakat hukum adat yang telah menetapkan Upu Latu Urian Ohorella sebagai Raja Adat Negeri Tulehu dengan rencana melakukan pemilihan kepada desa
Penolakan secara tegas dan keras berkaitan denga dugaan adanya upaya pelaksanaan kegiatan pemilihan Kepala Desa Tulehu yang dinilai merupakan bentuk tindakan pelecehan dan penghinaan terhadap harkat dan martabat masyarakat hukum adat Negeri Tulehu dan sangat berresiko terhadap stabilitas keamanan secara umum di wilayah Kabupaten Maluku dan secara khusus di Negeri Tulehu.
Berdasarkan rilis yang diterima media ini, dugaan pemaksaan terhadap Pemilihan Kepala Desa terus dilakukan oleh Panitia Pemilihan. Sehingga memaksa Masyarakat Adat Negeri Tulehu menyatakan sikap secara konsekuen tidak akan bertanggung jawab terhadap segala resiko yang akan timbul dikemudian hari jika pemilihan tersebut nyata dilakukan.
Dalam rilisnya juga, mereka mendukung sepenuhnya seluruh proses musyawarah yang telah dilakukan oleh Mata rumah Marga Ohorella (Rumahtau Wakan), yang menetapkan Keturunan Mata Rumah Parentah Bangsa Roho Ohorella yang berhak atas Jabatan Raja/Kepala Pemerintah Negeri Tulehu.
Pantauan media ini, awalnya masa melakukan aksi blokade jalan dengan meletakan bongkahan batu dan material lain di tengah jalan. Seketika antrean kendaraan dari arah Kota Ambon menuju Negeri Tulehu tak terbendung. Aksi ini juga diselingi dengan aksi pembakaran ban mobil bekas.
Aksi yang ditujukan ke Pemerintah Kecamatan Salahuttu berkaitan dengan dugaan intervensi dari oknum di Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah.
Aksi dan protes mereka rupanya belum mendapat respons dari pihak pemerintah Kabupaten Maluku Tengah dalam hal ini Pemerintah Kecamatan Salahutu sehingga blokade yang hanya meletakan bebatuan dan kayu justru berubah hingga dilakukan pengecoran menggunakan pasir dan semen.
Hasan Ohrella kepada media di lokasi kejadian menerangkan, aksi hingga diakukan Blokade serta pengecoran ruas jalan akan tetap dilakukan hingga Bupatti Maluku Tengah hadir di Negeri Tulehu untuk memberikan penjelasan sehingga Negeri Tulehu bisa dipimpin oleh seorang kepala desa, sementara Tulehu adalah negeri adat yang harus dipimpin oleh seorang yang berasal dari mata rumah parenta.
” Kami akan tutup hingga Bupatti Maluku Tengah datang ke Tulehu, bertemu dengan semua warga masyarakat adat Tulehu atas gejolak yang kini terjadi,” ungkapnya.
(TS 03)
Discussion about this post