TITASTORY.ID, – Brigadir Wenky Anggota Polisi Republik Indonesia (POLRI) yang betugas di Mapolres Pulau Buru kembali berulah. Dia diduga melakukan tindakan kekerasan hingga bagian tangan dan paha mantan istrinya hingga alami lecet karena dijepit dengan pintu.
Perbuatan Brigadir Wenky diduga akibat emosi lantaran kekasih barunya ditolak oleh anak sulungnya.
Atas perbuatannya ini, Wenky pun harus di laporkan ke SPKT Polres Pulau Buru, jumat (2/12/2022) atas kasus melakukan penganiayaan. Laporan ini dilayangkan oleh LGP korban yang diketahui adalah mantan istri dari pelaku kekerasan dan dibuktikan dengan Surat Tanda Penerimaan Laporan Nomor : STPL /183/XII/2022/SPK yang ditandatangani oleh Bripka Ronal Rumkoda, petugas PKT yang menerima laporan dan diketahui oleh KANIT 2 SPKT IPDA Afriyanto.
Sesuai kronologis yang terima titastory.id, kekerasan yang diduga dilakukan untuk ke sekian kali ini terjadi pada pukul 6.30 di kediaman tempat tinggal Wenky yang beralamat di Jalan Baru Kecamatan Namlea, Kabupaten Buru.
Awalnya korban LGP berniat untuk mengantarkan kedua anaknya ke SD Negeri 1 Namlea dan dirinya pun bergegas ke kediaman Wenky, walau pun keduanya sudah bercerai. Namun karena jiwa seorang ibu, LGP pun menerima permintaan Wenky untuk mengantarkan anak hasil pernikahan mereka inisial RW sebab Wenky juga didesak waktu untuk mengikuti apel pagi.
“Se pi antar RW jua, nanti beta (Saya-red) yang antar kaka (anak sulung-red )sebentar,” ungkap LGP menerangkan apa yang disampaikan Wenky kepada titastory, sabtu (o3/12/2022) via WhatsApp.
Lanjut korban, tanpa berpikir panjang, korban pun saya membantu anak laki Laki (anak ke dua) untuk mengenakan sepatu untuk ke sekolah. Namun setelah sampai Sekolah anaknya diminta untuk masuk sif siang yang kebetulan juga satu sif dengan kakak anaknya sulung inisial NW.
Tanpa lagi menunggu dua orang ibu dan anak ini pun kembali ke kediaman Wenky di kawasan Jalan Baru. Tiba di tempat yang dituju, LGP pun membersihkan dan merapikan kamar yang ditinggali mantan suami dan anak anaknya karena dalam kondisi berantakan, bahkan dan hal ini sering dilakukan ketika menjenguk anak anaknya yang sementara ini lagi tinggal dengan mantan suaminya itu.
Selang beberapa waktu, datanglah kirim paket yang diduga dikirim oleh kekasih Wenky. Paket ini ditolak oleh anak perempuan NW dengan cara membuang paket kiriman yang berisikan berisi sepasang Sepatu dan Tas sekolah.
Melihat apa yang dilakukan NW, Ibu kandungnya LGP pun melontarkan pertanyaan kenapa Sepatu dan Tas baru yang dibelikan itu dibuang, NW Pun menjawab bahwa barang atau paket yang dibuang itu dibelikan oleh kekasih bapa mereka.
“Kaka tidak mau pakai karena itu papa punya cewek yang beli, ungkap LGP meniru apa yang disampaikan NW.
Diketahui bahwa paket itu dibelikan kekasih bapak mereka, karena adik dari NW inisial RW saat bermain, dia melihat sosok perempuan yang turun dari kendaraan roda dua yang diduga adalah ojek membawa paket tersebut.
Disisi lain, ungkap LGP, NW yang mengetahui bahwa paket itu adalah pemberian dari kekasih bapaknya itu pun menghubungi bapak mereka dengan melakukan chating yang isinya memprotes bapaknya karena sudah memiliki kekasih baru dan terjadi selisih paham antara anak dan orang tua.
“ Saya ter sulut emosi saat saya di tunjukan isi chat antara anak saya RW dengan bapak atau Ayah mereka, karena di dalamnya isi chating tersebut saya seolah dituduh yang menghasut anak saya sehingga anak saya NW membuang pemberian, bahkan dalam chating yang sama saya pun dituduh juga memiliki laki – laki (Pria) lain, sehingga kami berdua terlibat cekcok saling balas via WhatsApp,” singkatnya.
Meruncingnya persoalan ini, saat pada pukul 13.20 WIT Brigadir Wenky kembali ke kediamannya dan mendapati LGP yang masih menemani anak – anak mereka yang kerap kali dibiarkan sendiri karena tugas kedinasan.
Tanpa berpikir panjang, Brigadir Wenky pun mengusir LGP yang sementara itu sedang mengemasi barang milik anak – anak mereka sebelum pulang ke rumahnya. Saat ingin keluar dari kamar Brigadir Wenky pun melakukan penganiayaan dengan menjepit sebagian tubuh dari LGP dengan cara menjepit dengan pintu kamar.
“Separuh badan ada pada posisi di luar dan di dalam, bagian kanan sudah di luar pintu tetapi kaki kiri dan tangan kiri saya masih berada di antara celah pintu tersebut sehingga saudara Wenky sengaja dan dalam penuh kesadaran menutup Pintu dengan keras dan hal itu dilakukan berulang – ulang, sehingga membuat lengan tangan saya Lecet dan bengkak serta kaki saya Lecet, memar dan bengkak.” jelasnya.
“Saya tidak bisa beraktivitas leluasa, sehingga sebagai pihak yang dirugikan maka saya menempuh jalur hukum, dan sudah saya laporkan ke pihak berwajib,” tambahnya pula.
Berkaitan dengan status tahanan kota dan kini berproses hingga tingkat Kasasi, LGP pun menerangkan akan membeberkan hal ini ke publik melalui media masa sehingga oknum Anggota Polisi ini diberi efek jera karena sudah dan sering melakukan kekerasan rumah tangga. (TS-02)
Discussion about this post