Dibangun Selama 19 Tahun, Gedung Gereja “Luma Kuate” Nuruwe Diresmikan

31/03/2025

titastory.id, Seram Bagian Barat –  Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Nuruwe, Klasis Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) saat ini berbahagia. Setelah menanti selama 19 tahun lamanya , Gedung Gereja “Luma Kuate” diresmikan, Luma Kuate dalam bahasa Alune berarti “Rumah Perjanjian”.

Gubernur Maluku saat menghadiri acara pentabisan gedung gereja Nuruwe, SBB. Foto : Chr /titastory.id

 

Gedung Gereja seluas 50X15 meter yang berdiri diatas lahan 60X30 ini, diresmikan secara langsung oleh Gubernur, Hendrik Lewerissa bersama Wakil Ketua I Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode, Leny Bakarbessy, Minggu (30/03/2025).

Peresmian ditandai penekanan tombol sirine, serta pengguntingan pita oleh Istri Gubernur, Maya Baby Lewerissa/Rampen, sekaligus membuka kunci pintu gedung Gereja. Prosesi pengiringan sakramen oleh Pendeta dan Majelis Jemaat GPM Nuruwe dilakukan dari Gereja lama ke Gedung Gereja Baru yang dibangun dengan anggaran sebesar Rp18 Miliar.

Kedatangan Gubernur bersama Istri dan rombongan disambut dengan pengalungan kain tenun, tarian Cakalele dan Musik Jukulele oleh putra-putri Nuruwe. Peresmian gedung gereja Luma Kuate dilanjutkan dengan pembukaan Sidang jemaat ke-54 Klasis GPM Kairatu.

Gubernur dalam sambutannya mengatakan bahwa pentabisan dan peresmian gedung Gereja Luma Kuate dan persidangan ke-54 Klasis GPM Kairatu merupakan dua momen bersejarah menyertai Gereja dan umatnya yang terus bertumbuh di negeri tanah pusaka.

“Kita bersyukur Gereja terus berkembang bersama Masjid, Pura, Pagoda dan tempat lainnya yang terus bertambah. Hal ini sejalan dengan budaya hidup anak-anak Maluku yang terikat dalam semangat budaya Pela Gandong hidup orang Basudara, Ale rasa Beta rasa yang telah menyatu dalam semangat toleransi dan rasa hormat satu dengan yang lain,”tuturnya.

Ia tidak memungkiri, membangun sebuah rumah ibadah merupakan perbuatan yang mulia, sebab disinilah tempat perjumpaan antara Tuhan dengan umatnya. Tempat umat manusia mensyukuri kasih kemurahan Tuhan dan menerima perintah serta ajaran-ajaran tentang kebenaran dan keselamatan Hidup.

Dari dalam Gereja juga spiritualitas umat dibentuk, dan generasi muda mendapat pembekalan mentalitas agar kelak hadir ditengah-tengah masyarakat, tampil sebagai warga yang baik, tertib, taat hukum, berdisplin dan tahu menghormati hak-hak orang lain.

Gubernur mengaku merasa kagum dengan nama Gereja Luma Kuate. Penggunaan diksi dari bahasa alune adalah wujud dari penghormatan dari kekayaan budaya yang dimiliki.

“Beta sebagai anak adat dan sekaligus Gubernur Maluku sangat kagum sekali. Terima kasih atas penggunaan nama yang sangat luar biasa ini,”ucapnya.

Gubernur berharap, dengan adanya Gedung Gereja Baru, maka ada semangat, tekad dan komitmen baru untuk terus membangun jemaat, sekaligus membangun masyarakat, karena jemaat dan masyarakat sekitar merupakan dua sisi yang saling melengkapi.

“Ibarat papa dan Ama, Ina dan Ama keduanya saling topang menopang untuk kemajuan jemaat dan masyarakat,”pungkasnya.

Penulis : Christian.R
Editor : Dianti Martha

error: Content is protected !!