TITASTORY.ID – Bermula dari Cek and Ricek ke lokasi Dusun Air Salah Desa Waiheru, Kecamatan Baguala Kota Ambon, terkait keluhan masyarakat atas sulitnya akses jalan untuk menunjang aktivitas masyarakat, Assiten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, DR Fahmi Salahtalohy mengakui bahwa masyarakat Dusun Air Salak membutuhkan akses jalan untuk permudah aktivitas sehari harinya.
Dalam tautan pada akun facebooknya, Mantan Kepala Dinas Pendidikan kota Ambon ini mengulas tentang kebutuhan dasar masyarakat di Dusun Air Salak terkait akses jalan baru untuk kepentingan warga yang sakit dan mengeluarkan Jenasa ke lokasi pemakaman.
“Kemaren siang, (Rabu 27/10) saya mendapat surat usulan untuk pembuatan akses jalan baru di petuanan Aer Salak Waiheru. Seketika itu saya harus turun dan memastikan langsung apakah benar ada kebutuhan warga akan jalan baru?, Ternyata betul warga membutuhkan akses jalan, khususnya pada saat mengeluarkan jenazah ketika orang meninggal dunia.” ungkapnya di akun facebooknya itu.
Namun” ungkap Fahmi” ada hal yang cukup menarik bahkan membuat dirinya kaget dan kagum yakni, bahwa selama ini di Dusun Aer Salak masih ada dua komunitas beda keyakinan yang tinggal berdampingan.
” Saya kaget juga bahwa ternyata selama ini ada dua komunitas berbeda agama yang selama ini hidup berdampingan, dan menjalin hubungan mesrah ” ungkap Fahmi ketika diwawancarai, belum lama ini untuk memastikan hasil postingannya itu.
Menurutnya, kemesraan di daerah berdekatan dengan wilayah aliran sungai tersebut tanpa disadari sudah memberikan contoh tentang arti dari hidup pluralisme yang sebenarnya. Hidup laeng sayang laeng, laeng menghargai laeng, ada di Dusun Air Salak, dan itu bukan rekayasa.
Dirinya menyampaikan, selama ini para peneliti sering melakukan penelitian rekonsiliasi dua warga khususnya Salam Sarane selama masa konflik sampai sekarang, dan mereka lebih cenderung meneliti di Desa Waiyame, yang katanya masyarakat Waiyame hidup berdampingan walaupun konflik berskala besar sering terjadi waktu lampau. Tetapi masyarakat di Aer Salak yang lebih unik. Salam Sarane hidup damai, berdampingan.
Waktu masuk saya kaget ada beberapa lambang salip berada di rumah masing – masing warga, dan dalam perjalanan pulang sambil bertanya tanya, kepada orang yang mengantar , orang itu menjelaskan bahwa di saat warga yang beragama Nasrani sementara ibadah mereka yang bukan seagama mematikan kendaraan roda dua milik mereka.
“Pak kalao basudara sarane ada ibadah dan pas ada warga lewat dengan motor, mesin dimatikan, kemudian mereka putar lewat tempat lain.” ucap Fahmi mengulang apa yang disampaikan orang yang mengatarnya itu.
Fahmi menyampaikan, indah memang kehidupan seperti itu, dia berharap untuk warga di Dusun Aer Salak tetap sehat, dan tetap menjaga kerukunan,”
” Indah memang hidup seperti itu, semoga sehat selalu dan tetap menjaga kerukunan,” tutupnya. (TS 02)
Discussion about this post