Titastory.id, Seram Utara – Kepala Gudang Bulog Kobi, Akbar Rafsanjani Laisuow mengatakan, gudang penyimpanan beras milik bulog yang berada di Desa Kobi, Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Kabupaten Maluku Tengah, mulai membeli gabah maupun beras secara langsung dari petani desa setempat.
Hal ini dilakukan sesuai Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 2 Tahun 2025 yang ditetapkan, pada 12 Januari 2025 lalu.
“Kami terus lakukan sosialisasikan ke petani dan mitra kerja Bulog di Kecamatan Kobi dan Seti terkait penyerapan gabah dan beras dari petani,” kata Akbar saat ditemui di kantornya, pada Ahad, (19/1/2025).
Harga beli gabah yang ditetapkan oleh pemerintah, atau HPP yakni, gabah kering panen (GKP) di petani Rp 6.500 per kilogram, kemudian Rp 6.700 per kilogram untuk harga gabah kering panen di penggilingan. Sedangkan gabah yang kualitasnya tidak sesuai harganya Rp 6.200 per kilogram.
“Jadi soal harga sudah di tetapkan oleh pemerintah yaitu sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah HPP,” ungkapnya.
Kualitas gabah dari petani, menurut dia juga harus mengikuti standar Bulog. Misalnya, gabah kering panen di petani dan gabah kering panen di penggilingan memiliki kadar air maksimal 25 persen dan kadar hampa atau yang terisi kotoran maksimal 10 persen.
Gabah dan beras yang diserap langsung dari petani hasilnya akan disalurkan untuk kebutuhan konsumen di wilayah itu. Terutama di dua Kabupaten, Maluku Tengah dan Seram Bagian Timur.
“Gabah yang diserap sudah tentu akan kembali juga ke masyarakat demi kebutuhan. Jadi kualitas beras harus dijaga biar kami pihak Bulog jangan disalahkan,” tuturnya.
Dia mengakui kualitas penampung gabah di gedung Bulog Kobi masih terbatas. Untuk itu, pihaknya bakal bekerja sama dengan mitra atau petani yang memilik mesin penggilingan dan penampungan.
“Jadi untuk sementara kami akan kerja sama dengan mitra-mitra dari petani sendiri soal tampungan gabah dan penggunaan penggilingan padi,” ucapnya.
Sementara itu, Solihin (35) salah satu petani di Desa Morokai, Kecamatan Kobi mengungkapkan, adanya kebijakan Bulog soal penerimaan gabah dan beras sangat menguntungkan bagi petani desa.
Selain harga jual yang sudah ditentukan oleh pemerintah, petani juga tidak susah payah memikirkan hasil panen akan dijual kemana. Belum lagi soal harga yang tidak sesuai.
“Ini sangat menguntungkan bagi kami petani. Dan semoga cepat terealisasi jangan cuman rencana saja. Kami dari petani sangat berharap” ungkap Solihin yang juga salah satu Gapoktan di desa itu.
Solihin menambahkan, dengan adanya ketetapan harga langsung dari pemerintah petani sudah bisa mengetahui berapa pengeluaran modal dan keuntungan yang diperoleh setiap kali panen.
“Petani sudah bisa tahu berapa modal yang dikeluarkan dan hasilnya nanti dijual dengan harga dari pemerintah dan keuntungan dari hasil panen sudah pasti kita tau,” tuturnya.
Reporter : Sahdan Fabanyo Editor :R.Hairiyah