Ambon, — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Maritim Ambon mengeluarkan peringatan dini potensi banjir pesisir (banjir rob) di sejumlah wilayah Maluku. Ancaman ini dipicu oleh fenomena fase Bulan Baru yang diperkirakan mencapai puncaknya pada 20 Desember 2025 dan berpotensi meningkatkan ketinggian muka air laut secara signifikan.
Kepala BMKG Stasiun Maritim Ambon, Mujahidin, menjelaskan bahwa gaya gravitasi Bulan dan Matahari pada fase bulan baru menyebabkan pasang maksimum, sehingga air laut berpotensi meluap ke daratan, khususnya di kawasan pesisir rendah.
“Potensi banjir rob terjadi karena fase Bulan Baru yang menyebabkan peningkatan tinggi pasang air laut,” ujar Mujahidin dalam rilisnya pada, Rabu (17/12/2025).

Berdasarkan analisis data water level dan prediksi pasang surut, BMKG memetakan sejumlah wilayah yang berpotensi terdampak paling tinggi, antara lain:
– Pesisir Kota Ambon
– Pesisir Maluku Tengah
– Pesisir Seram Bagian Timur
– Pesisir Kepulauan Aru
Wilayah-wilayah tersebut memiliki karakteristik topografi rendah dan padat aktivitas permukiman serta ekonomi, sehingga rentan terdampak genangan air laut.
Ancaman terhadap Permukiman dan Aktivitas Ekonomi
BMKG memperingatkan bahwa banjir rob tidak hanya berisiko menggenangi rumah warga, tetapi juga dapat mengganggu aktivitas pelabuhan, termasuk bongkar muat barang dan distribusi logistik. Risiko ini menjadi lebih serius mengingat meningkatnya mobilitas masyarakat dan arus barang menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Genangan air laut juga berpotensi merusak infrastruktur pesisir, mencemari sumber air bersih, serta mengganggu aktivitas nelayan dan pelaku usaha kecil di kawasan pantai.
Imbauan BMKG: Waspada Tanpa Panik
BMKG mengimbau masyarakat pesisir untuk tetap tenang namun waspada, terutama pada waktu-waktu pasang maksimum yang umumnya terjadi pada sore hingga malam hari.
“Kami mengimbau masyarakat pesisir agar meningkatkan kewaspadaan, khususnya saat pasang air laut di sore hari,” kata Mujahidin.
Langkah antisipasi yang disarankan antara lain:
– Mengamankan barang berharga di rumah yang rawan tergenang
– Menghindari aktivitas di area pesisir saat pasang maksimum
– Memantau informasi resmi BMKG secara berkala
– Berkoordinasi dengan pemerintah desa dan kelurahan setempat
BMKG menegaskan bahwa peringatan dini ini bertujuan untuk meminimalkan risiko keselamatan dan kerugian material, sekaligus mendorong kesiapsiagaan bersama menghadapi fenomena alam yang berulang setiap tahun.
Penulis: Christin Pesiwarissa
