TITASTORY.ID– Pasca gempabumi tektonik dengan kekuatan magnitudo 6,1 di Maluku Tengah, masyarakat empat desa di kecamatan Tehoru masih bertahan di tenda pengungsian di hutan.
Hingga kamis pagi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Tengah mendata, ada tujuh ribu dua ratus dua puluh tujuh warga empat desa di kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah yang mengungsi di hutan.
Kepala Badan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Maluku Tengah kepada story.id kamis (17/6) mengatakan dari data sementara yang dihimpun oleh petugas BPBD di lapangan ada 143 rumah warga dan juga fasilitas lainnya rusak akibat gempabumi.
“Data sementara jumlah kerusakan rumah, Yaputih 15 unit, Saunolu 70 unit, Tehoru 40 unit dan Desa Haya 18 unit jadi jumlahnya ada 143 bangunan rumah dan juga fasilitas pemerintah,”rinci Latief.
Selain bangunan rumah yang rusak, Talut penahan ombak patah di Tehoru juga ikut retak akibat gempa tektonik itu. lanjut Latief, gempa juga merusak pagar gereja dan tembok masjid di Desa Saunolu.
Kerusakan rumah, menurut Latief masih sementara. Pihaknya masih terus melakukan peninjauan ke sejumlah desa dan dusun yang ada di kecamatan Teluti.
Selain kerusakan, BPBD setempat kata Latief juga meninjau masyarakat yang sementara ini mengungsi di camp-camp pengungsian yang berada di hutan maupun lokasi dataran tinggi.
“Sampai kamis pagi ini kita mendata ada jumlah yg mengungsi di 4 negeri atau desa sebanyak 7.227 jiwa yang sementara ini mengungsi di Camp pengungsian,”ujarnya.
Latief juga mengatakan BPBD Malteng telah menyalurkan bantuan berupa tenda, selimut dan tikar.
Hingga kini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Tengah terus memonitor situasi terkini pasca gempa Magnitudo (M) 6,1 yang terjadi di Kecamatan Tehoru Maluku Tengah.
Masyarakat selalu diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga dalam menghadapi bahaya gempabumi maupun potensi tsunami, tetap pantau informasi yang dapat dipercaya dan tidak mudah percaya dengan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Pasca Gempa Maluku Tengah hasil monitoring Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah terjadi setidaknya 13 (tiga belas) gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M 3,5.
BMKG juga mengimbau agar waspada terhadap gempa susulan dan potensi tsunami akibat longsor ke atau di bawah laut bagi masyarakat di sepanjang Pantai Japutih sampai Pantau Apiahu Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Seram, Maluku. Hal tersebut disampaikan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati melalui keterangan tertulisnya. “Segera menjauhi pantai menuju tempat tinggi,” tulisnya.
Sebelumnya, BMKG menginformasikan gempa dengan magnitudo (M) 6,1 tersebut tidak memicu terjadinya tsunami. Namun kemudian BMKG memperbaharui keterangannya akan adanya potensi tsunami bukan dari gempanya namun akibat longsoran di bawah laut. Berdasarkan hasil observasi muka laut stasiun Tehoru menunjukkan ada kenaikan muka air laut setinggi 0,5 meter. Hal ini diperkirakan akibat dari longsoran bawah laut. (TS-01)
Discussion about this post