titastory, Ambon – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Ambon mengeluarkan peringatan dini terkait kondisi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah perairan Maluku. Berdasarkan analisis sinoptik periode 5–8 Agustus 2025, kecepatan angin terpantau mencapai 30 knot dan tinggi gelombang hingga 2,5 meter.
“Pola angin didominasi dari Timur hingga Tenggara dengan kecepatan 6–30 knot. Kondisi ini disebabkan oleh sirkulasi siklonik di Samudra Hindia utara Papua dan terbentuknya daerah belokan angin (shearline),” jelas Johannis Steven H. Kakiailatu, Prakirawan BMKG Ambon, Senin (5/8).
Wilayah terdampak meliputi perairan Utara Pulau Buru, Pulau Ambon, Pulau-Pulau Lease, Seram bagian Timur (termasuk Gorong), Kepulauan Kai, Selatan Kepulauan Aru, Timur Kepulauan Tanimbar, Kepulauan Sermata, Leti, hingga Laut Arafura bagian tengah. Di area tersebut, gelombang laut diperkirakan mencapai 1,25–2,5 meter.

Waspadai Risiko Pelayaran
BMKG menegaskan bahwa kondisi cuaca ini berisiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, terutama bagi perahu nelayan dan kapal tongkang.
• Perahu nelayan: Berisiko saat kecepatan angin ≥15 knot dan tinggi gelombang ≥1,25 meter.
• Kapal tongkang: Berbahaya saat angin ≥16 knot dan gelombang ≥1,5 meter.
“Kondisi berbahaya juga diprediksi terjadi di Laut Banda, Perairan Kepulauan Babar, Perairan Selatan Maluku Tengah, dan sebagian wilayah Laut Arafura,” tambah Kakiailatu.
BMKG mengimbau masyarakat pesisir dan pelaku pelayaran untuk tetap waspada, mengikuti informasi resmi, dan tidak memaksakan pelayaran jika kondisi tidak memungkinkan.
Penulis: Edison Waas