Ambon, — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem yang diperkirakan melanda hampir seluruh wilayah Maluku selama sepekan, mulai 15 hingga 21 Desember 2025. Masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi hujan lebat yang disertai kilat, petir, dan angin kencang.
Kepala Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon, Kamari, mengatakan kondisi atmosfer di wilayah Maluku saat ini sangat mendukung pembentukan awan hujan dalam skala luas dan intensitas tinggi. Salah satu pemicunya adalah adanya sirkulasi siklonik di Laut Arafura yang memicu belokan dan pertemuan angin di wilayah Laut Banda.
“Pola ini menyebabkan akumulasi massa udara basah di Maluku dan sekitarnya, sehingga meningkatkan potensi hujan lebat yang disertai cuaca ekstrem,” ujar Kamari, Senin.

Berdasarkan analisis BMKG per 14 Desember 2025, cuaca ekstrem ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan. Selain sirkulasi siklonik, suhu permukaan laut di sekitar Maluku terpantau relatif hangat, berkisar antara 29 hingga 31 derajat Celsius. Kondisi ini berperan sebagai sumber uap air yang melimpah untuk pembentukan awan hujan.
Kelembapan udara di wilayah Maluku juga terpantau sangat tinggi, mencapai sekitar 80 hingga 100 persen dari lapisan bawah hingga lapisan atas atmosfer. Ditambah dengan kondisi atmosfer yang labil hingga cukup kuat, situasi ini memicu pertumbuhan awan konvektif yang berpotensi menghasilkan hujan deras dalam waktu singkat.
BMKG memprakirakan cuaca buruk tersebut akan berdampak pada hampir seluruh wilayah Maluku. Daerah yang berpotensi terdampak meliputi Kota Ambon dan Kota Tual, Kabupaten Buru dan Buru Selatan, Seram Bagian Barat dan Seram Bagian Timur, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku Tenggara, Kepulauan Aru, Kepulauan Tanimbar, hingga Maluku Barat Daya.
Kamari menegaskan, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi berbagai dampak bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi akibat cuaca ekstrem tersebut.
“Warga diimbau tetap waspada terhadap potensi banjir dan tanah longsor, pohon tumbang, penurunan jarak pandang secara tiba-tiba, serta gelombang laut yang berpotensi tinggi,” kata dia.
BMKG juga mengingatkan masyarakat, khususnya nelayan, pelaku transportasi laut, dan warga yang tinggal di daerah rawan bencana, untuk terus memantau informasi cuaca terbaru yang dikeluarkan secara resmi dan segera mengambil langkah antisipasi guna mengurangi risiko.
Penulis: Christin Pesiwarissa
