titastory, Den Haag – Rencana kunjungan Presiden Indonesia Prabowo Subianto ke Belanda memantik reaksi dari diaspora Maluku, Papua, dan Aceh. Seruan aksi penolakan terhadap kehadiran Presiden RI itu mulai beredar luas di media sosial melalui sebuah pamflet digital.
Pamflet yang viral itu memuat tajuk besar:
“PRABOWO AKAN DATANG KE BELANDA‼
‼Ambil tindakan dan bersama kita berdiri teguh‼”
Dalam seruan tersebut, diaspora mengumumkan akan menggelar aksi pada Jumat, 26 September 2025, pukul 09.30 waktu setempat, di Noordeinde 68, Den Haag, lokasi yang berdekatan dengan kantor pemerintahan Belanda.
Isi pamflet menggaungkan tuntutan hak menentukan nasib sendiri bagi rakyat di Maluku, Papua, dan Aceh.
“Perjuangan ini milik kita semua. Untuk rakyat Maluku. Untuk Papua. Bebaskan Papua. Untuk semua bangsa yang hak menentukan nasib sendirinya telah dirampas oleh Indonesia. Ini tentang keadilan dan kebebasan,” demikian tertulis dalam pamflet tersebut.
Pamflet itu juga menyerukan agar penindasan terhadap Maluku, Papua, dan wilayah lain diakhiri, dengan slogan: “80 Tahun Ketidakadilan sudah cukup. Atur ulang Indonesia. Bebaskan Papua.”
Seruan tersebut ditutup dengan ajakan:
“Bergabunglah dengan Kami!”
Aksi diaspora ini menandai berlanjutnya suara protes di luar negeri terhadap isu-isu sejarah dan politik yang masih menjadi kontroversi di Indonesia. Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari Kedutaan Besar Indonesia di Den Haag maupun pemerintah Belanda terkait rencana aksi tersebut.