titastory, Dompu – Banjir melanda Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, pada Kamis, (19/12/2024), sekitar pukul 20.00 WITA, akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut. Peristiwa ini menyebabkan 3.766 kepala keluarga (KK) terdampak di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Woja, Dompu, dan Pekat. Ratusan rumah terendam banjir, sementara beberapa fasilitas umum dan infrastruktur mengalami kerusakan.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyatakan bahwa banjir merendam sejumlah desa di Kecamatan Woja seperti Wawonduru, Baka Jaya, Matua, Simpasai, dan Kandai Dua. Di Kecamatan Dompu, banjir melanda Kelurahan Potu, Bada, Karijawa, Bali Satu, serta Desa Dore Bara, Mbawi, dan Monta Baru. Sementara itu, di Kecamatan Pekat, Desa Soritatanga turut terdampak. Selain merendam 2.396 unit rumah, banjir juga mengakibatkan dua rumah rusak ringan, satu rumah rusak berat, dan satu jembatan mengalami kerusakan sedang.
Pemerintah Kabupaten Dompu melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bergerak cepat dengan melakukan koordinasi lintas organisasi perangkat daerah (OPD) untuk menangani dampak bencana. Upaya yang dilakukan meliputi evakuasi warga ke lokasi aman seperti masjid, sekolah, dan gedung serba guna milik pemerintah daerah, distribusi bantuan logistik, serta pembersihan lokasi yang mulai surut secara mandiri oleh warga.
BPBD Kabupaten Dompu melaporkan kebutuhan mendesak yang masih diperlukan antara lain makanan siap saji, selimut, serta alat kebersihan untuk membantu pemulihan di wilayah terdampak. Tim BPBD juga terus melakukan penilaian lanjutan terkait dampak kerusakan dan kebutuhan bantuan tambahan di lokasi terdampak banjir.
Di tengah upaya pemulihan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat Dompu untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan. Berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG, wilayah Kabupaten Dompu masih berpotensi diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi dalam beberapa hari ke depan.
Bencana ini menjadi pengingat pentingnya mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi. Kerja sama antara pemerintah daerah, relawan, dan masyarakat diharapkan dapat mempercepat pemulihan dan meminimalisir dampak lebih lanjut dari bencana serupa di masa mendatang. (TS-01)