Oleh: Christ Belseran
Belakangan ini istilah “toxic” semakin populer, terutama di dunia maya. Namun, tidak semua orang benar-benar memahami arti sebenarnya dari istilah ini.
Dilansir dari Alodokter, toxic adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan individu, hubungan, atau lingkungan yang memberi dampak negatif secara emosional, psikologis, atau bahkan fisik terhadap orang lain. Meski bukan gangguan mental, perilaku toxic bisa memengaruhi kesehatan mental dan harus segera dikenali serta dihindari.
Apakah ada seseorang dalam hidupmu yang membuatmu terus-menerus merasa bingung, bersalah, frustasi, atau lelah secara emosional? Jika iya, bisa jadi kamu sedang berhadapan dengan orang toxic.
Apa Itu Toxic?
Orang dengan perilaku toxic cenderung manipulatif, egois, dan ingin mengendalikan orang lain. Mereka sengaja atau tidak sengaja membuat korbannya merasa lemah dan tidak berdaya. Yang menyedihkan, pelaku toxic sering kali tampak suportif atau menyenangkan di awal hubungan, sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa mereka sedang terjebak dalam hubungan beracun.
Perilaku toxic dapat muncul karena berbagai alasan, seperti trauma masa lalu, perasaan rendah diri, gangguan mental tertentu, hingga kepribadian narsistik. Meski begitu, alasan tersebut bukanlah pembenaran untuk terus bersikap toxic terhadap orang lain.
Ciri-Ciri Orang Toxic
Berikut adalah beberapa tanda umum yang bisa kamu kenali:
- Egois
Fokus hanya pada dirinya sendiri, mengabaikan kebutuhan dan perasaan orang lain. - Tidak Konsisten
Sering melanggar janji, bersikap hangat lalu tiba-tiba dingin dan mengabaikan. - Kritik Menjatuhkan
Sering memberi komentar negatif yang membuatmu merasa buruk, bukan untuk membangun. - Pencipta Drama
Senang menebar konflik dan emosi negatif di lingkungannya. - Manipulatif
Sering memutarbalikkan fakta atau berbohong demi keuntungan pribadi. - Sulit Minta Maaf
Lebih memilih bermain sebagai korban ketimbang mengakui kesalahan. - Mengontrol Hidupmu
Tidak menghargai batasan pribadi dan mencoba mengatur setiap keputusanmu. - Menjauhkanmu dari Orang Terdekat
Menyebarkan rumor tentang teman atau keluarga agar kamu hanya bergantung padanya. - Membuatmu Stres
Interaksi dengannya tidak membawa rasa nyaman, justru membuat kamu cemas dan tertekan.
Kalau Kamu Pelakunya? Ini Cara Berhenti Jadi Toxic
Jika kamu menyadari bahwa kamu sendiri memiliki kecenderungan toxic, jangan merasa malu. Justru ini langkah awal untuk berubah. Berikut yang bisa kamu lakukan:
- Introspeksi diri secara jujur
- Latih empati dan belajar mendengarkan tanpa menghakimi
- Tenangkan emosi sebelum mengambil keputusan
- Belajar menghargai batasan orang lain
- Konsultasi dengan psikolog atau psikiater, jika perlu
Kalau Kamu Korbannya? Ini Cara Menghadapinya
Jangan biarkan dirimu terjebak dalam hubungan yang toxic. Kamu bisa mulai dengan:
- Menetapkan batasan tegas (personal boundaries)
- Tidak ikut dalam drama yang mereka ciptakan
- Membatasi interaksi atau bahkan menjauh sepenuhnya
- Tidak membenarkan perilaku mereka
- Fokus pada kebahagiaan dan kesehatan mentalmu
- Mencari dukungan dari orang terpercaya
- Jika perlu, tinggalkan hubungan tersebut untuk menyelamatkan dirimu sendiri
Kesimpulan
Setiap orang berhak hidup dalam lingkungan yang sehat secara emosional. Toxic bukan sekadar kata trendi, melainkan masalah serius yang bisa mengganggu keseimbangan mental dan hubungan sosial. Jika kamu merasa kesulitan menghadapi atau keluar dari situasi toxic, jangan ragu mencari bantuan profesional.
Kamu berharga. Kamu berhak bahagia.
Penulis adalah mahasiswa Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Sahid Jakarta. Artikel ini merupakan opini dari sumber terpercaya, yakni laman Alodokter dan berbagai referensi lain, kemudian diperkaya dan disusun ulang untuk memberikan pemahaman yang lebih mudah dicerna oleh masyarakat umum.