Ambon,– Universitas Pattimura (Unpatti) menetapkan target besar: seluruh jurnal ilmiah yang dikelola universitas harus terindeks Scopus pada tahun 2026. Langkah ambisius ini diumumkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unpatti sebagai strategi memperkuat reputasi akademik universitas di tingkat nasional dan global.
Dalam keterangan pers di Kampus Unpatti, Rabu (26/11/2025), Kepala LPPM Unpatti Dr. Estevanus Kristin Huliselanmenegaskan bahwa universitas kini menggeser orientasi dari indeksasi nasional SINTA menuju indeksasi internasional yang lebih prestisius, yakni Scopus.
“Unpatti memiliki 118 jurnal. Sebanyak 62 sudah terindeks SINTA, tetapi baru satu jurnal yang tembus Scopus. Karena itu kami mengambil langkah percepatan agar pada 2026, jurnal-jurnal ini bisa bersaing di tingkat global,” ujar Huliselan.
Satu-satunya jurnal Unpatti yang telah masuk Scopus adalah Jurnal Barekeng dari Fakultas Sains dan Teknologi, berada pada kategori Q4.

LPPM: Penggerak Penelitian Unpatti
LPPM Unpatti memegang mandat strategis: memastikan seluruh kegiatan riset dan pengabdian masyarakat berjalan sesuai standar tridarma perguruan tinggi. Bidang-bidang utama yang dikelola antara lain: penelitian ilmiah, publikasi akademik, perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), program Kuliah Kerja Nyata (KKN), pengembangan pusat studi lintas fakultas, serta evaluasi riset dan kinerja dosen.
Keberadaan LPPM tidak terpisahkan dari sejarah berdirinya Universitas Pattimura sebagai perguruan tinggi negeri sejak tahun 1962. Lembaga penelitian telah mengalami transformasi kelembagaan dari P2M, Pusat Penelitian, hingga menjadi LPPM seperti sekarang.
Pergeseran Paradigma: Dari SINTA ke Scopus
Ketua Pusat Publikasi Ilmiah LPPM Unpatti, dr. Christiana Rialine Titaley, MIPH., Ph.D, menilai bahwa indeksasi SINTA bukan lagi cukup untuk meningkatkan daya saing Unpatti di tingkat nasional maupun internasional.
“Jurnal yang sudah SINTA 1–3 akan menjadi prioritas untuk disiapkan masuk Scopus. Paradigmanya harus berubah: kualitas global harus menjadi standar,” tegas Dr. Titaley.
Sebagai langkah awal, LPPM menetapkan moratorium pengajuan jurnal baru. Fokus diarahkan pada: perbaikan tata kelola jurnal, peningkatan standar editorial, peningkatan kualitas artikel, pelatihan intensif penulisan internasional, serta penggunaan Bahasa Inggris pada metadata dan editorial.
Seluruh jurnal juga diwajibkan tayang di website resmi LPPM untuk menjaga standar akreditasi dan konsistensi publikasi.
Pendampingan Komprehensif Menuju Scopus
Untuk mempercepat indeksasi, LPPM menyiapkan tiga tahap pendampingan:
1. Sosialisasi
Penjelasan teknis mengenai standar Scopus, aspek kurasi naskah, dan penilaian kualitas editorial.
2. Pendampingan Terstruktur
Pemetaan kualitas jurnal: SINTA 1–2 sebagai prioritas utama, SINTA 3–5 mendapatkan pembinaan intensif.
3. Coaching Clinic
Melibatkan dosen penulis jurnal internasional untuk membimbing:
strategi menembus Scopus, kurasi artikel internasional, perbaikan tata kelola editorial, pemenuhan 16 indikator evaluasi Scopus.
Manfaat untuk Dosen, Peneliti, dan Institusi
Dr. Titaley menjelaskan bahwa akselerasi Scopus penting untuk meningkatkan visibilitas dan daya saing akademik Unpatti.
Bagi Peneliti
Visibilitas global dan peningkatan sitasi.
Penguatan rekam jejak melalui h-index dan profil Scopus.
Peluang kolaborasi internasional.
Akses ke literatur berkualitas tinggi.
Bagi Jurnal
Validasi kualitas oleh sistem seleksi ketat Scopus.
Peningkatan reputasi jurnal.
Bagi Universitas
Penguatan posisi menuju World Class University.
Peningkatan peringkat nasional dan internasional.
Penguatan peluang hibah dan pendanaan riset internasional.
Data Scopus menjadi dasar akreditasi perguruan tinggi.
SINTA vs SCOPUS: Orientasi Baru Unpatti
SINTA: indeksasi nasional (peringkat S1–S6).
Scopus: indeksasi internasional dengan pemeringkatan Q1–Q4 berdasarkan impact factor dan visibilitas global.
Dengan target 2026, Unpatti mengambil langkah strategis untuk keluar dari zona nyaman indeksasi domestik dan bersaing dalam arena publikasi internasional.
“Kami ingin penelitian dosen Unpatti mendunia, menjadi acuan penelitian global, dan bermanfaat bagi masyarakat Maluku dan dunia akademik,” tutup Dr. Titaley.
