TITASTORY.ID – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Ambon gelar Nonton Bareng ( Nobar) dan diskusi. Kegiatan yang dipusatkan di salah satu cafe di Kota Ambon, Sabtu (6/11).
Nobar dan Diskusi yang digelar oleh AJI Ambon ini bertujuan untuk memberikan stimulus terkait dengan kerja jurnalis yang tentunya berpegang pada prinsip dan etika jurnalis dalam kaitan dengan dengan dinamika demokrasi dan politik di Negara ini.
Adapun film yang dijadikan dasar diskusi adalah film “A Thousand Cuts” yang menceritakan tentang sosok seorang jurnalis yang memiliki framing tersendiri dalam mengkritik pemerintah hingga akhirnya dirinya harus berhadapan dengan kekuasaan di Negara Filipina.
Diskusi dengan menghadirkan Rusdi Abidin sosok akademisi Universitas Pattimura yang juga penggiat demokrasi, serta Yani Kubangun sosok wartawan di Maluku.
Selama dua jam melakukan pembedahan terkait isu poltik di negara dan daerah dalam kaitan dengan tugas tugas jurnalis terhadap blantika politik demokrasi di Negara Filipina yang memiliki kemiripan dengan jalannya politik demokrasi di Indonesia.
Menurut Rusdi bahwa keberadaan media di Maluku terkadang mudah di tawarkan karena miskin data sehingga mudah untuk di dikte, belum lagi adanya ketakutan dalam melakukan kritikan terhadap pemerintah.
“Ini soal tawaran, sehingga perlu ada data autentik sebagai framing seorang jurnalis,” ungkapnya.
Ditegaskan pula, dengan melihat dinamika politik global bahwa dalam kurun 20 tahun akan ada pemerintahan otoriter, dan hal karena itu adalah fenomena.
Sehingga kekuatan otoritas sipil adalah kekuatan data. Dan peran jurnalis haruslah berpatokan pada kebenaran
Namun demikian dimensi peran pers haruslah dilengkapi dengan data, melakukan observasi secara continue, Verifikasi untuk menjawab kebutuhan coverbothside suatu penulisan. Hal ini disampaikan Yani Kubangun dalam diskusi tersebut.
“Selama jurnalis melakukan tugas – tugas jurnalis berdasarkan kebenaran dan dukungan data, maka Jurnalis akan menjadi kekuatan pendorong otoritas sipil,” ulasnya.
Semetara itu, Ketua AJI Kota Ambon, Tajudin Buano menerangkan film yang dipertontonkan adalah sebagai bentuk inspirasi sehingga tugas jurnalis tentunya harus berhati hati dengan Undang ITE yang terkadang juga dapat menjerat jurnalis.
“Tentunya sebagai jurnalis harus menjaga diri, dan intinya adalah berpihak pada kebenaran. Yaitu bahwa AJI akan tetap mengawal demokrasi dan kemerdekaan pers, “terangnya.
Saat yang sama Tadjudin juga mengungkapkan bahwa pemutaran film ini hanya dilakukan di 10 kota di Indonesia dan AJI sebagai penanggugjawab, sekaligus pemutaran film yang dibarengi dengan diskusi ini juga dalam rangka memperingati hari Internasional Akhiri Ipunitas atas kejahatan terhadap jurnalis.(TS 02)
Discussion about this post