TITASTORY.ID, – Meski belum dilegitimasi dalam sebuah agenda organisasi berupa pelantikan, Amri Tuasikal yang ditunjuk selaku Ketua DPD Gerakan Kreatif Nasional (GeKrafs) Provinsi Maluku tetap menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) GeKrafs yang dipusatkan di Hotel Sultan Jakarta, (3/2/2023). Agenda yang mengangkat tema “Ekonomi Kreatif Masa Depan Indonesia”, diketahui dihadiri oleh Dewan Pimpinan Pusat, dan 32 Dewan Perwakilan Daerah GeKrafs. Rakornas ini juga diselingi dengan acara Creative Economic Festival (INCREFS), menampilkan Talkshow dan pameran produk ekonomi kreatif tanah air yang berlangsung selama tiga hari, yakni tanggal 3 Maret 2023 yang merupakan sesi pembukaan, dan berakhir pada tanggal 5 Maret 2023.
Kepada media ini, Amri Tuasikal, yang merupakan mantan Anggota DPR RI termuda periode 2014 -2019 saat dihubungi titastory.id mengatakan, meskipun dirinya belum dilantik sebagaimana tradisi sebuah lembaga atau organisasi, peluang ini tidak bisa dibiarkan berlalu, dan Maluku tidak bisa ketinggalan yang tentunya kehadirannya untuk memastikan peluang kolaborasi, sinergi dengan insan kreatif dari berbagai daerah di Maluku.
” Secara Yuridis saya belum dilantik, namun Historisnya saya sudah ditunjuk untuk menakhodai GeKrafs Maluku, untuk Maluku saya tidak harus pesimis bahwa karena belum dilantik jadi saya tidak bisa menghadiri Rakornas. Ini peluang Kolaborasi dan saya ingin agar Maluku juga tidak ketinggalan semua moment.” terangnya.
Dikonfirmasi lanjut terkait agenda organisasi Dewan Pimpinan Daerah, Amri memastikan dalam waktu dekat akan dilaksanakan pelantikan. Dan akan disusul dengan pelantikan GeKraf Kabupaten Kota se Maluku.
“Maluku rencana dalam waktu dekat ini akan mengadakan pelantikan DPW, disusul dengan pelantikan di kabupaten dan kota, dan biasanya dalam pelantikan GeKrafs akan juga dibarengkan dengan kegiatan kreatif seperti eksibisi atau bazaar ekraf”, jelas Amri
Dirinya juga mengatakan sudah saatnya ekonomi kreatif menjadi perhatian bersama generasi muda Maluku, karena Maluku punya potensi yang besar. Lewat GeKrafs, partisipasi terhadap sektor ekonomi kreatif akan lebih dioptimalkan.
“Katong punya potensi yang besar, terutama sumber daya alam termasuk pariwisata, tinggal bagaimana mau dikelola dengan pendekatan kreatif, terutama oleh anak-anak muda atau Milenial Maluku”, sebut Amri.
Dirinya berharap sekembalinya ke Ambon, dalam waktu dekat ini, Maluku bisa segera menyusul provinsi atau daerah lain yang telah membentuk dan melantik kepengurusannya.
“Semoga nanti dalam waktu dekat ini GeKrafs di Maluku segera ada pelantikan, dan beta berharap, insan kreatif di Maluku dapat turut bergabung”, harap mantan anggota DPR RI termuda Periode 2014-2019 ini.
Untuk diketahui GeKrafs adalah organisasi yang didirikan melihat besarnya potensi ekonomi kreatif Indonesia. Berturut-turut ekonomi kreatif Indonesia berhasil meningkatkan sumbangannya bagi Pendapatan Domestik Bruto (PDB) secara signifikan. Di tahun 2015 sektor ini menyumbang Rp 852 triliun atau 7,38 persen dari PDB. Tahun 2016 menyumbang PDB sebesar Rp 922,58 triliun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 13,47 persen. sementara di tahun 2017 menyumbang Rp 990 triliun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 17,4 persen dan bahkan tahun ini diproyeksikan menyumbang PDB sebesar Rp 1.041 triliun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 18,2 persen. Perkembangan yang signifikan, artinya tidak dipungkiri sektor kreatif di Indonesia semakin berkembang pesat di era yang serba digital sekarang ini, di mana Industri kreatif seperti mendapatkan stimulan yang optimal dalam membantu perekonomian bangsa. Mengutip perkataan sosok profesor di Amerika, Florida Richard, Kreativitas adalah sumber daya ekonomi yang utama. Tentunya makin menyadarkan semua pihak akan dahsyatnya potensi Industri kreatif di Indonesia.
Dengan melihat potensi Industri kreatif yang begitu dahsyat, menjadi alasan sehingga dibentuknya wadah yang tugasnya membantu pemerintah dalam mengoptimalkan potensi itu. Wadah itu adakah GeKrafs yang diharapkan menjadi sebuah bendungan besar yang menampung debit kreatif di Indonesia.
Dengan mengadopsi diksi ‘gerakan’ yang notabene bisa dimaknai sebagai aktivitas yang tak akan pernah berhenti. Tentu ini akan menjadi stimulan hebat bagi para pelaku Industri kreatif Indonesia di berbagai daerah yang hingga kini belum dapat dioptimal. Dengan GeKrafs tentu ikhtiar-ikhtiar pemerintah dalam mendorong industri kreatif Indonesia akan maksimal sehingga diperlukan pusat-pusat pengembangan Industri kreatif hingga lingkup kecamatan. Dengan 17.000 lebih pulau, 1000 lebih etnis budaya bahkan 700 lebih bahasa daerah tentunya akan menjadi sumber konten -konten kreatif.
Dikutip dari website GeKrafs, agar Indonesia bisa menjadi pusat peradaban dunia maka perlu ada sumber – sumber konten -konten kreatif yang tidak ada habisnya, ” tulis GeKrafs di website resmi organisasinya. (TS 02)