TITASTORY.ID , – Lantaran potensi reaktif mencapai 5 persen dari jumlah siswa , guru dan pegawai pada sejumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) khususnya 12 sekolah yang sudah melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT), Pemerintah Kota Ambon melalui Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon memerintahkan untuk aktivitas belajar tatap muka ditutup selama 14 hari, dan dilanjutkan dengan pembelajaran jarak jauh.
Langkah yang diambil ini lantaran, saat dilakukan rapid antigen untuk 12 sekolah SMP percontohan yang sudah melakukan PTMT, ditemukan jumlah siswa, guru dan pegawai reaktif terjangkit virus covid 19. Dimana dalam proses screening pada 12 sekolah pelaksana PTMT dengan target 2257, namun yang mengikuti rapid antigen sebanyak 1923 orang siswa, hasilnya 125 orang positif yang terdiri dari 88 siswa dan 37 guru atu pegawai.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon, Ferdinand Taso, kepala wartawan di Balai Kota Ambon, senin (31/01/2022) menjelaskan setelah dilakukan rapid antigen terhadap siswa, guru, dan pegawai pada 12 sekolah percontohan di kota Ambon, dijumpai tingkat reaktif mencapai 5 persen.
“ Jadi kita lakukan rapid antigen secara acak untuk siswa dan guru, termasuk pegawai terhadap 12 sekolah yang sudah melaksanakan PTMT ditemukan ada siswa, guru dan pegawai yang reaktif. Sehingga Dinas Pendidikan tetap mengambil langkah antisipasi dengan menutup proses belajar tatap muka, walau pun hasil tes PCR belum dikeluarkan.” terangnya.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, Wendy Pelupessy juga menyampaikan atas proses rapit secara acak tersebut maka ada tingkat reaktif, dan akan dilanjutkan pada tingkat tes PCR. Dan dari pengalaman yang ada, seseorang yang kedapatan reaktif dalam pemeriksaan PCR 90 persen akan dinyatakan positif.
“ Biasanya jika sudah reaktif dan saat dilakukan pemeriksaan lanjut maka akan dilakukan tes PCR, dan 90 persen hasilnya positif.” ungkapnya.
Terhadap hal itu, Pelupessy juga menjelaskan kepada siswa, guru atau pegawai yang sudah yang dalam pemeriksaan dan kedapatan reaktif bakal dilanjutkan dengan pemeriksaan PCR. Dan jika terkonfirmasi positif maka keluarga dari siswa yang positif juga bakal di tracking.
“ Jika ada siswa, guru, dan pegawai saat diketahui hasil pemeriksaan PCR, bakal dilakukan tracking terhadap semua keluarga siswa tersebut,” ucapnya.
Dikatakan pula terhadap hasilnya maka pihak yang terkonfirmasi bakal dilakukan isolasi tergantung tingkat penularan, jika yang terkonfirmasi tingkat penularannya tinggi maka akan dilakukan isolasi di rumah sakit. ( TS 02)