Aksi Bersih Pantai, IJTI Pengda Maluku: Ajak Warga Batu Merah Untuk Peduli Lingkungan

17/12/2021
by

TITASTORY.ID – Dalam rangka menjaga, memelihara kelestarian  dan kebersihan lingkungan pantai dan laut di pesisir Kota Ambon, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia  (IJTI) Pengurus Daerah Maluku bersama komunitas peduli lingkungan melaksanakan kerja bakti bersih pantai di pesisir Pantai Tanjung Desa Batu Merah, jumat (17/12/2021).

Bersih pantai ini merupakan rangkaian acara menjelang Musyawarah Daerah IJTI Pengda Maluku ke III, yang rencananya dilaksanakan pada tanggal 29 desember 2021 mendatang.

Kegiatan ini sendiri melibatakan, Komunitas Lingkungan : The Mulung, Moluccas Coastal Care Community, Kejaksaan Tinggi Maluku, serta Pemerintah dan Masyarakat Negeri Batu Merah.

Ketua Panitia, Said Hatala,  dalam sambutannya di pembukaan  kegiatan bersih pantai ini bertujuan  meningkatkan kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan pesisir laut serta muara, untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan lestari serta meningkatkan kerjasama lintas sektor dalam menciptakan lingkungan yang bersih di pesisir dan muara pantai.

Selain itu, bersih pantai ini juga bagian dalam upaya menyukseskan program Pemerintah Kota Ambon, Jumat Pagi Bersih Lingkungan dan Sapa pagi Bersih Lingkungan (Jumpa Berlian & Sapa Berlian).

Bagi Jurnalis CNN TV Maluku ini, Sampah merupakan masalah yang sangat serius untuk diperhatikan oleh berbagai pihak, baik pemerintah, komunitas lingkungan, masyarakat, termasuk jurnalis di dalamnya.

Untuk itu, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) yang merupakan organisasi profesi pers dibawah dewan pers juga ikut berperan dalam mengkampanyekan masalah sampah di Ambon dan Maluku pada umumnya.

IJTI bagi Hatala ini tidak hanya menjadi organisasi profesi jurnalis yang kaku karena hanya berfokus pada tugas peliputan dan program semata, namun harus lebih giat dalam melihat masalah-masalah sosial yang terjadi, terkhususnya masalah lingkungan.

Kata Hatala, dengan berbagai rangkaian IJTI Pengda Maluku mampu untuk keluar dari lingkaran kaku dan mulai melihat masalah yang saat ini dihadapi, terutama isu perubahan iklim.

“Kita punya teman besar,  “IJTI Go To Green, artinya IJTI menuju hijau, IJTI harus hijaukan lingkungan, harus hijaukan pesisir pantai, hijaukan gunung yang sudah tidak ada pohon lagi, karena menjadi tanggung jawab untuk peduli terhadap lingkungan,”tandasnya.

Sekretaris IJTI Maluku Christ Belseran, menyebutkan dari data, Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan (DLHP) Kota Ambon, menurut Christ, Maluku mencatat volume sampah di masa pandemi COVID-19 di wilayah ini mencapai 175 ton per hari.

Data tersebut disampaikan Pejabat Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan kota Ambon, Alfredo Hehamahua,  pertengahan agsutus lalu di beberapa media lokal kota ambon.

Dari pernyataannya, menurut jurnalis tvOne Maluku ini, jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) rata-rata 175 ton per hari.

“Jumlah tersebut dari total timbunan sampah 260,97 ton per hari,” katanya di Ambon.  Menurut dia, terjadi peningkatan volume sampah di masa pandemi COVID-19, jika sebelumnya berkisar 150 ton per hari.

Kepadatan Sampah Plastik di Teluk Ambon Terus Naik

Sementara itu Perekayasa (Inovator) Ahli Madya P2LD-LIPI, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2LD-LIPI) Daniel D Pelasula menyatakan kepadatan sampah domestik terutama sampah plastik di Teluk Ambon bagian dalam mengalami peningkatan dalam 20 tahun terakhir.

“Ada peningkatan kepadatan sampah domestik atau sampah rumah tangga, terutama sampah plastik di Teluk Ambon dalam 20 tahun terakhir,” kata Perekayasa (Inovator) Ahli Madya P2LD-LIPI Daniel D Pelasula di Ambon,  saat diwawancarai Belseran, senin 14 desember 2021.

Ia mengatakan salah satu masalah lingkungan laut cukup serius yang dihadapi oleh Provinsi Maluku adalah masalah sampah di laut. Hasil penelitian sejak 1995 menunjukkan adanya akumulasi sampah domestik yang cukup besar di Teluk Ambon. Sedangkan penelitian  LIPI tahun 2017 menemukan kepadatan sampah domestik, terutama sampah plastik mengalami peningkatan selama 20 tahun terakhir. Penelitian tersebut juga mengkaji banyak sampah terapung di beberapa lokasi di Teluk Ambon. Kelimpahan terbesar berada di wilayah dekat pasar Mardika dan Galala, dengan kelimpahan jenis sampah lebih dari 51 jenis.

Presentase kelimpahan sampah di delapan lokasi pantai di Teluk Ambon, terbanyak berada di Desa Poka (47,42 persen), disusul Hative (17,04 persen), Kate-Kate (11,73 persen), Waiheru (9,28 persen), Tawiri (6,9 persen), Lateri (4,34 persen), Halong (2,49 persen) dan Desa Passo (0,78 persen).

Peningkatan kepadatan sampah dan limbah mengakibatkan terjadinya ledakan alga berbahaya di Teluk Ambon. Dinamika ledakan alga jenis Pyrodinium  bahamense pernah mencapai lebih dari 10 juta sel per liter.

“Non-toxic alga Gonyaulax spp pernah meledak di Teluk Ambon bagian dalam pada 2019 dan 2020,” kata Daniel.

Dikatakannya lagi, ada 29 sungai besar dan kecil yang bermuara di Teluk Ambon, 19 sungai di antaranya berada di pemukiman padat penduduk dan sangat berpengaruh karena membawa sedimentasi, minyak dan sampah, termasuk limbah rumah tangga.Peningkatan kepadatan sampah domestik dan jenisnya di Teluk Ambon, diduga karena kebiasaan masyarakat membuang sampah ke sungai, kemudian terbawa arus dan bermuara di teluk.

“Sungai-sungai yang berada pada pemukiman padat dimanfaatkan masyarakat untuk membuang limbah, misalnya kawasan Air Putri, Batu Capeo, Batu Gajah, Skip, Batu Merah, Tantui, Galala, Passo, Wailela, Wayame dan Poka,” ujar Daniel.

Terhadap  masalah sampah yang terjadi  yang paling utama menurut  sekertaris IJTI Maluku ini adalah perubahan perilaku masyarakat untuk bisa lebih peduli sehingga meningkatkan kualitas lingkungan dan menjadikan Ambon bersih.

Ia berharap dengan pelaksanaan kegiatan bersih pantai bersama komunitas lingkungan ini bisa menggenjot nilai kesadaran masyarakat Kota Ambon, dan Maluku pada umumnya pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Terutama penyakit membuang sampah sembarangan.

Selain Kegiatan bersih pantai, IJTI Maluku juga akan melaksanakan bakti sosial lainnya yakni penanaman bibit mangrove (bakau) yang dipusatkan di pesisir pantai Lateri, kecamatan Baguala, sabtu 18 desember 2021. (TS-01)

error: Content is protected !!