Basarnas Catat Lonjakan Kejadian Darurat di Maluku Utara, Kecelakaan Kapal Dominan

28/12/2025
Keterangan gambar: Konferensi pers Basarnas, Sabtu 27 Desember 2025 di Kapal SAR Pandudewanata, Pelabuhan Ahmad Yani Ternate, Foto: Sus/titastory.id

Ternate, — Jumlah kejadian kedaruratan di Maluku Utara sepanjang 2025 meningkat dibanding tahun sebelumnya. Data Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Ternate menunjukkan, kecelakaan kapal masih menjadi ancaman utama keselamatan warga di wilayah kepulauan itu, dengan korban jiwa yang tidak sedikit.

Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kota Ternate mencatat peningkatan jumlah operasi pencarian dan pertolongan (SAR) di Maluku Utara sepanjang Januari hingga Desember 2025. Total terdapat 49 kejadian kedaruratan, naik dibandingkan tahun 2024 yang berjumlah 41 kejadian.

Kepala Basarnas Ternate, Iwan Ramdani, mengatakan lonjakan tersebut menunjukkan masih tingginya risiko keselamatan masyarakat, khususnya dalam aktivitas transportasi laut.

Keterangan gambar: Agenda konferensi pers oleh Basarnas Kota Ternate, Sabtu 27 Desember 2025 dan di pustkan di atas Kapal SAR Pandudewanata yang berdandar di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate, Foto: Sus/titastory.id

“Kalau tahun 2024 kita melaksanakan 41 operasi SAR, di tahun 2025 meningkat menjadi 49 kejadian. Dari jumlah itu, sekitar 64 persen merupakan kecelakaan kapal,” kata Iwan, Jumat (27/12/2025).

Menurut Iwan, karakter geografis Maluku Utara yang terdiri dari pulau-pulau membuat transportasi laut menjadi pilihan utama masyarakat. Namun, faktor cuaca ekstrem dan rendahnya kesadaran keselamatan pelayaran turut memperbesar risiko kecelakaan.

Dari total 49 kejadian tersebut, Basarnas mencatat 293 orang menjadi korban. Rinciannya, 15 orang meninggal duniadan 21 orang dinyatakan hilang.

Untuk kategori kecelakaan kapal, tercatat 31 kejadian, dengan 122 korban selamat, 7 orang meninggal, dan 20 orang masih hilang. Sementara itu, kejadian kondisi membahayakan manusia—seperti orang jatuh ke laut atau tersesat—mencapai 13 kejadian, dengan 10 orang selamat, 8 meninggal, dan 1 orang hilang. Adapun bencana alam tercatat sebanyak 5 kejadian, dengan 125 korban selamat.

Iwan menegaskan, tingginya angka kecelakaan kapal seharusnya menjadi alarm bagi semua pihak untuk memperkuat langkah pencegahan.

“Kami tidak hanya fokus pada penanganan darurat, tetapi juga pada upaya preventif. Mulai dari mitigasi risiko hingga edukasi keselamatan,” ujarnya.

Basarnas Ternate, kata Iwan, terus memperkuat koordinasi dengan berbagai unsur, termasuk TNI, Polri, BPBD, Dinas Sosial, pemadam kebakaran, serta masyarakat pesisir sebagai mitra potensial dalam operasi SAR.

“Keselamatan tidak bisa hanya dibebankan kepada satu lembaga. Perlu kesadaran kolektif, terutama dalam penggunaan transportasi laut,” tutupnya.

error: Content is protected !!