Konflik Kembali Pecah di Intan Jaya, Satu Anak Tertembak dan Tiga Anggota TPNPB Tewas

10/11/2025
Keterangan gambar: Evakuasi Bocah yang harus dievakuasi ke Rumah Sakit akibat terkena timah panas, Foto:Ist

Intan Jaya, Papua Tengah, –Kontak senjata kembali pecah antara aparat keamanan Indonesia dan kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) di Kampung Eknemba, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, Jumat (7/11/2025). Bentrokan bersenjata tersebut kembali menambah daftar panjang korban sipil di wilayah konflik.

Dalam rekaman video yang beredar di media sosial, salah satunya diunggah oleh akun Facebook milik Arnold Belau, terlihat seorang anak kecil terluka akibat terkena tembakan saat baku tembak terjadi. “Ini anak kecil yang kena tembakan, di Kampung Eknemba,” ujar suara dalam rekaman itu.

Korban diketahui bernama Anonias Hagisimijau (9). Ia mengalami luka tembak dan saat ini sedang menjalani perawatan di fasilitas kesehatan terdekat. Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak TNI maupun kepolisian mengenai kondisi terkini korban.

Sumber lokal di Sugapa menyebutkan, pasca insiden tersebut, sebagian warga mengungsi ke ibu kota distrik, sementara sebagian lainnya memilih bersembunyi ke dalam hutan karena takut akan operasi lanjutan.

Keterangan: Peristiwa baku tembak , 3 Anggota TPNPB gugur, lainnya dalam kondisi kritis., Foto: Ist

TPNPB Klaim Tiga Anggotanya Gugur

Melalui siaran resmi markas pusat Komnas TPNPB, juru bicara Seby Sambom menyatakan bahwa dalam peristiwa baku tembak tersebut, tiga anggotanya gugur dan satu lainnya dalam kondisi kritis. Ia juga menuduh pasukan keamanan menggunakan serangan udara melalui drone.

“Operasi militer ini menyebabkan lima orang terluka, satu anak di bawah umur tertembak, satu anggota kami kritis, dan tiga lainnya gugur,” kata Seby dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi.

Seby meminta Presiden Prabowo Subianto dan Panglima TNI untuk menghentikan serangan udara yang, menurutnya, berpotensi menimbulkan korban sipil. “Kami menghimbau agar operasi udara dihentikan karena bisa menyasar warga sipil yang tidak terlibat,” ujarnya.

TPNPB juga menetapkan masa duka nasional atas gugurnya tiga anggota mereka dari Kodap VIII Intan Jaya.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak TNI dan aparat keamanan di Papua belum memberikan keterangan resmi terkait peristiwa tersebut, termasuk tuduhan penggunaan drone dan adanya korban anak. Namun, sumber di lapangan menyebut operasi dilakukan sebagai bagian dari upaya penegakan hukum terhadap kelompok bersenjata yang aktif di wilayah Intan Jaya.

Intan Jaya merupakan salah satu wilayah dengan intensitas konflik tertinggi di Tanah Papua dalam lima tahun terakhir. Menurut berbagai laporan lembaga kemanusiaan, konflik bersenjata di kawasan ini telah menyebabkan lebih dari 100 ribu warga sipil mengungsi dari kampung-kampung mereka sejak 2019.

Latar Belakang Konflik

Konflik di Intan Jaya meningkat sejak 2020 setelah serangkaian penembakan terhadap pekerja sipil dan aparat. Pemerintah Indonesia menegaskan operasi keamanan dilakukan untuk menindak kelompok bersenjata yang dianggap terlibat dalam aksi kekerasan.

Sementara, kelompok kombatan TPNPB menyatakan perjuangan mereka sebagai bentuk perlawanan terhadap eksploitasi sumber daya alam dan ketidakadilan sosial di Tanah Papua.

Catatan Redaksi:

Redaksi Titastory.id berkomitmen menyoroti situasi kemanusiaan di Papua dengan pendekatan berbasis data, mendahulukan keselamatan warga sipil, serta mengedepankan prinsip do no harm.

error: Content is protected !!