Kontak Tembak di Yahukimo, Komandan TPNPB Mayor Semut B. Sobolim Tewas

08/11/2025
Keterangan gambar: Mayor Semut B. Sobolim, komandan di TPNPB-OPM Kodap XVI Yahukimo, gugur dalam sebuah insiden tembak-menembak dengan aparat keamanan Indonesia di kawasan Jembatan Agung Mulia, Dekai, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan. Sumber Foto: Odiyawiuu

Yahukimo, Papua Pegunungan — Kontak senjata terjadi antara aparat keamanan Indonesia dan kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM) di kawasan Jembatan Agung Mulia, Dekai, Kabupaten Yahukimo, pada Kamis (6/11/2025) pagi. Insiden ini menewaskan Mayor Semut B. Sobolim, salah satu komandan lapangan Kodap XVI Yahukimo.

Menurut laporan yang diterima redaksi titastory dari sumber lapangan, Mayor Semut tertembak oleh sniper saat memimpin patroli motor bersama sejumlah anggota kelompoknya. Ia sempat dilarikan ke RSUD Dekai dan dinyatakan meninggal dunia pada Jumat pagi sekitar pukul 08.00 WIT.

Juru Bicara TPNPB Kodap XVI Yahukimo, Odiyawiuu, membenarkan kematian tersebut dan menyebut bahwa pasukannya menetapkan masa duka nasional untuk menghormati almarhum. “Beliau adalah pejuang yang berdiri mempertahankan tanah Papua. Kami kehilangan salah satu komandan terbaik kami,” ujarnya melalui pesan singkat yang diterima redaksi.

Odiyawiuu juga menyampaikan keprihatinan atas proses penyerahan jenazah kepada keluarga. Menurutnya, aparat keamanan melakukan pengamanan ketat yang membatasi akses keluarga untuk pemakaman secara adat. “Kami berharap proses penguburan tetap menghormati martabat manusia dan hak keluarga,” katanya.

Mayor Semut bergabung dengan TPNPB sejak 2019 dan dikenal aktif dalam operasi bersenjata di wilayah Yahukimo. Ia sebelumnya terlibat dalam beberapa aksi bersenjata terhadap aparat dan proyek-proyek pemerintah yang dianggap merugikan masyarakat lokal.

Versi Aparat: Penegakan Hukum terhadap KKB di Yahukimo

Sementara itu, keterangan resmi dari Satgas Operasi Damai Cartenz menyebut bahwa aparat gabungan berhasil melakukan penegakan hukum terhadap seorang pimpinan kelompok bersenjata yang disebut sebagai Lipet Sobolim alias Cocor Sobolim alias Junior Bocor Sobolim, yang dikenal juga dengan sebutan Komandan Batalyon Semut Merah KKB Yahukimo.

Dalam rilis resmi Satgas Damai Cartenz yang diterima titastory, Lipet Sobolim dinyatakan tewas setelah terlibat baku tembak dengan aparat gabungan di wilayah Dekai. Ia sempat dilarikan ke RSUD Dekai namun meninggal dunia di Instalasi Gawat Darurat.

Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Pol. Faizal Ramadhani, menjelaskan bahwa tindakan tersebut merupakan bagian dari operasi penegakan hukum setelah peristiwa pembacokan dua warga sipil, yakni Bernior Telena (36) dan Soleman Ilu (30), di Jalan Baliem, Jalur 1, Distrik Dekai, pada Kamis sore.

“Pelaku aktif melakukan berbagai aksi kekerasan terhadap masyarakat sipil dan aparat. Penegakan hukum dilakukan secara tegas dan terukur untuk menjaga stabilitas keamanan di Yahukimo,” kata Faizal.

Wakaops Damai Cartenz, Kombes Pol. Adarma Sinaga, menambahkan bahwa operasi tersebut merupakan hasil koordinasi cepat antara Satgas Damai Cartenz, Polres Yahukimo, dan Brimob Polda Papua. “Dalam waktu kurang dari dua jam setelah laporan diterima, tim berhasil melumpuhkan pelaku. Ini bentuk kesiapsiagaan aparat melindungi warga,” ujarnya.

Kedua korban sipil kini berada dalam kondisi stabil setelah mendapat perawatan medis di RSUD Dekai.

 

Konflik di Yahukimo dan Dampak Sosial bagi Warga

Insiden ini kembali menyoroti eskalasi kekerasan di wilayah Papua Pegunungan, khususnya di Kabupaten Yahukimo, yang selama beberapa tahun terakhir menjadi titik rawan bentrokan antara aparat dan kelompok bersenjata.

Sejumlah pihak menilai konflik bersenjata yang berlarut-larut berdampak serius terhadap masyarakat sipil — mulai dari trauma, kehilangan tempat tinggal, hingga akses terbatas terhadap layanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan.

Pengamat keamanan dan perdamaian lokal menilai bahwa selain operasi keamanan, dialog kemanusiaan antara pemerintah dan kelompok pro-kemerdekaan perlu segera diupayakan, agar kekerasan tidak terus berulang di wilayah dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Indonesia ini.

error: Content is protected !!