titastory, Jayapura – Di tepi laut Dok 8, Kota Jayapura, aroma asap ikan yang khas menyeruak setiap pagi. Asap itu bukan sekadar pertanda makanan lezat tengah disiapkan, tapi juga simbol ketekunan dan pemberdayaan. Di sinilah, para mama-mama Papua menghidupkan tradisi ikan asar – olahan ikan asap khas pesisir yang kini menjadi sumber penghidupan utama mereka.
Salah satu sosok yang tak pernah lelah menjaga bara dapur itu adalah Mama Selvia. Bertahun-tahun ia dan kelompok perempuan di Dok 8 mengolah ikan tuna ekor kuning dan cakalang menjadi ikan asar. Di balik kepulan asap itu tersimpan cerita perjuangan.

“Proses pengasapan lama dan butuh kayu banyak. Sekarang kayu bakar makin susah dicari. Kami kadang bikin arang sendiri supaya aromanya tetap sedap,” tutur Mama Selvia sambil menata ikan di atas tungku pengasapan.
Dari Dapur Tradisional ke Smoke House Modern
Perlahan, kerja keras para mama mendapat perhatian. Melalui Program Kampung Bright Gas, Pertamina bersama Dompet Dhuafa menghadirkan pendampingan dan pelatihan bagi kelompok ini. Mereka kini dilengkapi smoke house, alat vacuum, timbangan digital, dan teknologi pengasapan yang memanfaatkan LPG Bright Gas — lebih cepat, bersih, dan efisien.
“Dengan Bright Gas, waktu pengasapan jadi lebih singkat dan hasilnya bagus. Tapi arang tetap kami pakai, karena itu yang kasih rasa khas ikan asar Jayapura,” kata Mama Selvia tersenyum.
Setiap hari, kelompok ini mampu memproduksi 15–20 ekor ikan asar, yang kemudian dijual di berbagai titik di Kota Jayapura. Bagi mereka, setiap ikan yang diasap bukan sekadar barang dagangan, tapi hasil kerja kolektif yang menyalakan harapan.
Langkah Konkret dan Inovasi Produk
Program ini tidak hanya berhenti pada peralatan. Para mama-mama juga mendapatkan pelatihan manajemen usaha, pemasaran digital, hingga diversifikasi produk seperti pembuatan abon dan sambal ikan asar.
Kini, kelompok tersebut sudah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB), sertifikasi halal, dan tengah memproses izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT).

“Kalau nanti izin lengkap, kami bisa jual sampai luar Papua. Dengan promosi di media sosial, lebih banyak orang bisa tahu dan beli ikan asar khas Jayapura,” kata Mama Selvia.
Pemberdayaan yang Sejalan dengan SDGs
Menurut Ispiani Abbas, Area Manager Communication Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, program Kampung Bright Gas merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam mendorong pemberdayaan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan.
“Program ini mendukung SDGs poin 8 dan 9 — pertumbuhan ekonomi, pekerjaan layak, serta inovasi industri. Harapannya, mama-mama ini menjadi pelaku ekonomi tangguh sekaligus penjaga warisan kuliner khas Papua,” ujarnya.
Kini, Kampung Bright Gas di Dok 8 bukan sekadar tempat pengasapan ikan, tapi ruang pembelajaran dan inspirasi. Dari kepulan asap di tepi laut Jayapura, para perempuan ini menyalakan semangat kemandirian — mengubah tradisi menjadi kekuatan ekonomi, dan dapur menjadi sumber perubahan sosial.
Penulis : Christin Pesiwarissa