Nyalakan Api Literasi dan Sastra, RSA Gelar Pentas Karya untuk Siswa di Aru

06/10/2025
Keterangan : Penampilan puisi Dongeng Marsinah karya Sapardi Djoko Damono dan proses simbolik menandai semangat Aksi Kamisan. Sabtu (4/10/2025). Foto: Johan/titastory. Penampilan puisi Dongeng Marsinah karya Sapardi Djoko Damono dan proses simbolik menandai semanga Aksi Kamisan. Sabtu (4/10/2025). Foto: Johan/titastory.

titastory, Aru – Lewat program Gebyar Puisi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Komunitas Rumah Sastra Arafura (RSA) menyalakan semangat literasi dan sastra di Kepulauan Aru.

Kegiatan Pentas Karya yang digelar pada Sabtu (4/10/2025) di kampus PSDKU Universitas Pattimura (Unpatti) Kepulauan Aru ini menyasar kalangan mahasiswa sekaligus menjadi panggung bagi siswa-siswi binaan RSA.

Acara dibuka dengan pembacaan puisi oleh S. Metron Masdison, perwakilan Kemendikbudristek RI. Penampilan tersebut memikat penonton dan membangkitkan rasa penasaran terhadap pertunjukan yang akan dibawakan para siswa SMP dan SMA.

Keterangan : Peran dalam persembahan puisi Dongeng Marsinah karya Sapardi Djoko Damono dan proses simbolik menandai semangat Aksi Kamisan. Sabtu (4/10/2025). Foto: Johan/titastory.

Tak hanya pelajar dan mahasiswa, masyarakat umum juga memadati gedung berukuran 5×6 meter itu untuk menyaksikan pementasan teatrikal yang diadaptasi dari sejumlah karya puisi. Para penampil sukses mengajak hadirin menangkap makna di balik kata-kata, peristiwa yang melatari puisi, hingga simbol dan properti yang digunakan dalam pementasan.

“Kegiatan ini adalah upaya menyebarkan literasi dan sastra di lingkungan Aru, agar bisa menjangkau mahasiswa secara khusus dan masyarakat secara umum,” kata Ketua RSA, Silvester Heatubun.

RSA dalam kegiatan ini berkolaborasi dengan Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Maluku dan Program Studi PGSD Unpatti, serta mendapat dukungan dari Kemendikbudristek.

Selain menggelar pentas karya, RSA juga membuka peluang kolaborasi untuk penulisan antologi cerpen dan takuna(cerita rakyat khas Aru) yang akan dibukukan.

“Kami sedang membuka undangan menulis. Nantinya akan ada proses penilaian, dan karya penulis terpilih akan diterbitkan serta dibagikan secara gratis kepada para penulis,” tambah Silvester.

Salah satu momen paling berkesan dalam pementasan adalah kolaborasi puisi “Dongeng Marsinah” karya Sapardi Djoko Damono dan monolog karya Ratna Sarumpaet. Pementasan ini ditutup dengan prosesi simbolik: para penampil membawa lilin dan payung hitam, menandai semangat Aksi Kamisan sebagai gerakan menolak ketidakadilan yang masih berlangsung hingga kini.

Melalui perwakilannya, Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Kemendikbudristek RI menyampaikan bahwa program ini digelar untuk memperkuat komunitas sastra di daerah karena diseminasi buku sastra masih belum optimal.

“Komunitas sastra dapat menjadi ujung tombak dan jembatan penyebar karya sastra kepada pembaca melalui ruang diskusi dan pementasan seperti ini,” ujar perwakilan Kemendikbudristek.

error: Content is protected !!