TNI Kembali Gelar Operasi di Sugapa, Sekolah dan Gereja Jadi Pos Militer

11/09/2025
Keterangan : Aparat TNI memasuki Kampung Jalai, Distrik Sugapa, Intanya Jaya. Foto: Ist.

titastory, Intan Jaya – Kamis pagi, 11 September 2025, sekitar pukul 05.00 WIT, distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua Tengah, kembali mencekam. Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengerahkan pasukan dalam jumlah besar ke wilayah itu. Sejumlah kampung mendadak kosong. Warga panik dan melarikan diri ke hutan maupun mengungsi ke kampung terdekat.

Seorang relawan pembela hak asasi manusia yang berada di lokasi menyebutkan pasukan didrop melalui jalur darat. “Warga ketakutan melarikan diri dari kampung ke hutan, sebagian lainnya mengungsi ke kampung terdekat,” ujarnya.

Di wilayah adat Jalai—yang terdiri atas lima kampung—rumah-rumah ditinggalkan kosong. Aparat militer lalu menjadikan SD YPPPK Jalai dan Gereja Katolik Fransiskus Jalai sebagai pos militer.

Keterangan : Operasi militer, warga didominasi anak-anak dan perempuan memilih mengungsi ke kampung tetangga. Foto : Ist

“Karena kampung sudah ditinggalkan, sekolah dan gereja diambil alih aparat untuk dijadikan pos,” kata relawan itu.

Situasi ini dipicu setelah pesawat nirawak milik TNI ditembak jatuh oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Kodap VIII Intan Jaya. Juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, menyebut pengerahan pasukan merupakan bentuk operasi balasan.

“Operasi militer dilakukan sebagai upaya pengejaran terhadap pasukan TPNPB Kodap VIII Intan Jaya,” kata Sebby dalam keterangan tertulis.

Menurutnya, pasukan TNI menyebar ke beberapa kampung di Intan Jaya hingga areal Bok Wabu. Bahkan, di distrik Homeo, ratusan prajurit menempati kios dan rumah warga.

Sebby menegaskan pihaknya menolak penggunaan fasilitas pendidikan dan keagamaan sebagai pos militer. Tindakan itu, katanya, melanggar hukum humaniter internasional.

Keterangan : Warga terpaksa meninggalkan kampung halam agar aman karena operasi militer di Kawasan Kampung Jalai : Foto : Ist

“Kami mendesak Presiden Prabowo Subianto menghentikan praktik menjadikan sekolah dan gereja sebagai pos militer ketika melakukan pengejaran terhadap TPNPB,” ujarnya.

 

error: Content is protected !!