titastory, Seram Timur – Evakuasi dua pasien ibu hamil asal Kecamatan Pulau Gorom, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), berlangsung penuh drama. Kondisi gawat memaksa keduanya dirujuk ke RSUD Bula, meski perjalanan darat dan laut penuh rintangan.
Awalnya, kedua pasien dirawat di RSUD Pratama Gorom. Namun karena kondisi semakin memburuk—satu pasien hamil di luar kandungan dan satu lainnya sudah waktunya melahirkan tapi mengalami komplikasi—tenaga medis memutuskan merujuk ke RSUD Bula.
Mereka diangkut menggunakan speed boat. Namun, gelombang laut yang tinggi memaksa speed boat berhenti di Desa Nama, Kecamatan Siritaun Wida Timur. Dari sana, pasien dipindahkan ke ambulans Puskesmas Nama untuk melanjutkan perjalanan darat ke Bula.

Malang tak dapat ditolak, setibanya di jembatan Wai Kian, Kecamatan Kiandarat—akses utama menuju Bula—ambulans terhenti karena jembatan putus akibat banjir. Kedua pasien terpaksa diturunkan, lalu dibopong melewati jembatan darurat hanya dengan seutas papan penyeberangan.
“Pasien dari Gorom diturunkan di Nama karena gelombang besar. Kami lanjutkan dengan ambulans Puskesmas Nama, tapi di jembatan Wai Kian putus. Akhirnya pasien harus kami turunkan dan dipindahkan dengan mobil lain,” ujar Bahrum Rumadaul, tenaga kesehatan Puskesmas Nama, kepada titastory.id.
Ia mengatakan, evakuasi berlangsung sangat berisiko karena pasien hampir terjatuh ketika melintasi papan darurat di atas sungai.
Bahrum berharap pemerintah daerah segera memperbaiki jembatan Wai Kian, karena jalur itu merupakan satu-satunya akses penghubung empat kecamatan menuju Bula. “Dalam kondisi darurat seperti ini, kami kesulitan sekali melayani pasien gawat darurat,” tegasnya.
Penulis: Babang Sohilauw