titastory, Intan Jaya – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB–OPM) mengklaim telah menewaskan 43 prajurit militer Indonesia sepanjang Mei hingga Agustus 2025. Dua anggota Brigade Mobil (Brimob) disebut menjadi korban terbaru.
Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB-OPM merilis data korban yang mencakup anggota intelijen, Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Intelijen Strategis (BAIS), serta sejumlah personel Satgas yang bertugas di Papua.
Juru bicara TPNPB, Sebby Sambom, dalam keterangan resmi yang diterima Titastory pada Sabtu, 16 Agustus 2025, menyebutkan bahwa dua korban terakhir adalah Brigpol Arif Maulana dan Bripda Nelson Runaki.

“Korban aparat militer Indonesia yang terakhir terdata adalah Brigpol Arif Maulana dan Bripda Nelson Runaki. Keduanya dieksekusi pada 13 Agustus 2025 di Nabire oleh Mayor Aibon Kogoya bersama pasukannya dari Batalion D Dulla,” kata Sebby.
Ia juga melaporkan adanya kontak tembak antara TPNPB Kodap XVI Yahukimo dengan aparat keamanan sejak 15 Agustus 2025 di wilayah pegunungan Yahukimo. Namun hingga kini, menurutnya, belum ada laporan resmi mengenai jatuhnya korban jiwa dari kedua pihak.
Di Intan Jaya, kontak senjata yang berlangsung bersamaan disebut mengakibatkan ribuan warga sipil mengungsi. “Pertempuran antara aparat Indonesia dan pasukan TPNPB Kodap VIII Intan Jaya hari ini membuat ribuan warga melarikan diri ke hutan, di antaranya dari Kampung Eknemba, Zoambili, Bajemba, Kusage, Taitawa, dan sejumlah kampung lain di Distrik Sugapa,” ujar Sebby.
Sejumlah lembaga kemanusiaan sebelumnya juga melaporkan peningkatan jumlah pengungsi akibat eskalasi konflik di wilayah tersebut.
Penulis: Johan Djamanmona