titastory, Intan Jaya – Operasi militer untuk mengejar kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB–OPM) kembali berlangsung di Kabupaten Intan Jaya dan Yahukimo. Dampaknya, ratusan warga, termasuk perempuan dan balita, terpaksa mengungsi ke hutan demi menghindari kontak senjata.
Di Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua Tengah, sedikitnya 1.000 warga meninggalkan kampungnya. Sementara di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, tercatat 277 rumah ditinggalkan oleh 352 kepala keluarga, dengan total sekitar 1.890 jiwa yang telah mengungsi sejak Juli 2025 hingga kini.

Seorang relawan kemanusiaan yang dihubungi pada Sabtu, 16 Agustus 2025, melaporkan bahwa operasi militer kembali digelar di beberapa kampung di Distrik Sugapa.
“Pagi tadi, operasi berlangsung di Kampung Bajemba, Kusage, dan Taitawa,” ujarnya.
Operasi pengejaran itu memicu kontak senjata sejak pukul 07.00 WIT. Situasi tersebut membuat warga, terutama perempuan dengan anak-anak dan bayi, berlarian ke hutan. “Para ibu menggendong bayi dan balita, meninggalkan rumah yang sudah dikuasai aparat militer,” kata relawan tersebut.

Pasukan aparat disebut dibagi ke dua kelompok. Satu kelompok bergerak ke arah Kampung Titigi dan Yoparu, sementara kelompok lainnya menyisir Kampung Bajemba, Kusage, dan Taitawa.
Kondisi serupa dialami warga Yahukimo. Kontak tembak yang terjadi di wilayah itu memaksa sebagian penduduk melarikan diri ke hutan, sementara sebagian lainnya berjalan kaki menuju pusat kota untuk mencari tempat aman.
Menurut sumber lapangan, jumlah pengungsi terus bertambah setiap kali terjadi kontak senjata. “Sejak 10 sampai 16 Agustus 2025, pengungsi terus bertambah dari hari ke hari,” ucapnya.
Relawan kemanusiaan mendesak adanya perhatian lebih dari berbagai pihak terhadap situasi ini. “Advokasi dan pemantauan dari lembaga-lembaga kemanusiaan sangat dibutuhkan, karena konflik berkepanjangan ini telah menimbulkan korban jiwa dan penderitaan mendalam bagi warga sipil,” tuturnya.
Penulis: Johan Djamanmona