TPNPB Tuding TNI Tembak Warga Sipil dan Sembunyikan Jasad Korban di Markas Militer

08/07/2025
Orang Asli Papua yang kembali ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. Foto : Ist

titastory, Puncak Papua – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) menuding aparat TNI telah menembak mati seorang warga sipil di Distrik Omukia, Kabupaten Puncak, Papua. Korban bernama Jemau Kiwak (25) dilaporkan tewas dalam operasi militer yang berlangsung pada Minggu malam, 6 Juli 2025, sekitar pukul 23.00 WIT, di Kampung Gilini.

Dalam siaran pers resmi yang diterima titastory, Juru Bicara TPNPB, Seby Sambom, menyatakan korban merupakan warga sipil yang tertembak saat operasi militer dilakukan di wilayah permukiman. Pihaknya juga menuduh jasad Jemau Kiwak disembunyikan di markas militer oleh aparat.

Sadis, Orang Asli Papua yang kembali ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. Foto : Ist

“Militer Indonesia telah menembak mati warga sipil atas nama Jemau Kiwak di Kampung Gilini. Hingga kini, jasad korban tidak dikembalikan kepada keluarga, dan kami mendapat laporan bahwa disembunyikan di pos militer,” kata Seby dalam keterangannya.

Selain itu, TPNPB juga melaporkan bahwa operasi militer yang masih berlangsung di Distrik Omukia mengakibatkan pembakaran rumah-rumah warga di sejumlah kampung, seperti Pinapa, Eromaga, dan Gilini.

“Pasukan TNI membakar rumah-rumah warga di berbagai titik. Kami menyebutnya sebagai operasi militer skala besar yang tidak membedakan antara kombatan dan warga sipil,” lanjut Seby.

Berdasarkan laporan dari Papua Intelijen Service (PIS) milik TPNPB, akibat serangan yang masif ini, ribuan warga dari kampung Gilini, Manggume, Towangi 1 dan 2, Mondidok, Kunga, hingga Kuleme, dilaporkan telah mengungsi untuk menyelamatkan diri dari wilayah konflik.

TPNPB mendesak pemerintah Indonesia, khususnya Presiden Prabowo Subianto, untuk menghentikan pengiriman pasukan ke Intan Jaya dan sekitarnya. Seby menegaskan bahwa operasi semacam ini merupakan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional.

“Presiden Prabowo harus bertanggung jawab atas kematian Jemau Kiwak dan pembakaran rumah warga sipil. Ini adalah bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh negara,” ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak TNI maupun Kodam XVII/Cenderawasih mengenai tudingan tersebut.

Penulis: Johan Djamanmona

Editor: Christ Belseran
error: Content is protected !!