Penumpang KM Sabuk Nusantara 87 Hilang Misterius dalam Pelayaran Damer–Ambon

09/06/2025
Kepala Kecamatan Pulau Letti, Otniel Maulias Tegaskan PT Kawan Bersama Logistik sebagai penanggung jawab KM Sabuk Nusantara 87 harus bertanggung jawab atas hilangnya penumpang atas nama Pelipus Taurwewar (59), warga Desa Luhuleli, Kecamatan Pulau Letti, Maluku Barat Daya. Foto: titastory

titastory, Ambon – Seorang penumpang Kapal Motor (KM) Sabuk Nusantara 87 dilaporkan hilang secara misterius dalam pelayaran dari Damer menuju Ambon. Korban bernama Pelipus Taurwewar (59), warga Desa Luhuleli, Kecamatan Pulau Letti, Maluku Barat Daya.

Informasi hilangnya Pelipus pertama kali dilaporkan oleh anaknya, Anita Taurwewar, pada Jumat, 6 Juni 2025, sekitar pukul 10.00 WIT. Anita yang ikut berlayar bersama ayahnya menyampaikan kepada kru kapal bahwa sang ayah tidak lagi terlihat sejak pagi hari.

Kepala Kecamatan Pulau Letti, Otniel Maulias, membenarkan kejadian tersebut. Dalam rilis resmi yang diterima redaksi pada Minggu, 8 Juni 2025, Maulias menyatakan bahwa pihak kapal telah menerima pengaduan dan melakukan langkah awal pencarian.

“Pihak kapal melakukan pemanggilan penumpang sebanyak tiga kali, kemudian melanjutkan pencarian di seluruh ruangan kapal bersama para penumpang lainnya,” tulis Maulias.

Pelipus Taurwewar (59), warga Desa Luhuleli, Kecamatan Pulau Letti, Maluku Barat Daya

Namun, hingga kapal sandar di Pelabuhan Gudang Arang, Ambon, pada Sabtu, 7 Juni 2025 pukul 11.00 WIT, keberadaan Pelipus tidak juga diketahui. Seluruh penumpang telah diperbolehkan turun, sementara korban masih belum ditemukan.

Maulias mengecam lambannya respons perusahaan pelayaran yang mengelola KM Sabuk Nusantara 87, yakni PT Kawan Bersama Logistik. Ia menilai perusahaan tidak menunjukkan tanggung jawab serius atas hilangnya seorang penumpang di tengah pelayaran.

“Ini bukan perkara sepele. Saat tiket dibeli dan penumpang naik ke kapal, keselamatan mereka menjadi tanggung jawab penuh pihak pelayaran,” tegasnya.

Ia menambahkan, Pelipus dan putrinya sedang dalam perjalanan ke Ambon untuk keperluan pendidikan, membawa sejumlah uang tunai. Maka dari itu, ia menilai kapal seharusnya melakukan tindakan lebih lanjut, seperti menelusuri rekaman CCTV kapal, memeriksa saksi-saksi, serta memastikan kehadiran korban di titik keberangkatan di Pelabuhan Damer.

“Korban itu manusia, bukan barang atau hewan. Prosedur tanggap darurat seharusnya dijalankan,” ujarnya.

Kapal Motor (KM) Sabuk Nusantara 87. Foto: Ist

Sementara itu, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Luhuleli, Sadrak Katliau, menyatakan pihak desa tengah memastikan kemungkinan bahwa Pelipus tidak sempat berlayar dari Damer. Ia juga menegaskan bahwa laporan resmi akan segera disampaikan ke kepolisian untuk memastikan adanya proses hukum terhadap peristiwa ini.

“Kami minta perusahaan pelayaran tidak lepas tangan. Harus ada pertanggungjawaban dan kepastian informasi untuk keluarga korban,” kata Katliau.

Pihak keluarga dan pemerintah desa berharap ada upaya serius untuk menemukan Pelipus, dan mendesak pihak kapal serta aparat penegak hukum mengambil langkah investigasi menyeluruh atas peristiwa ini.

Penulis: Demy Dadiara
Editor : Edison Waas
error: Content is protected !!