titastory, Papua — Konflik bersenjata antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) dan militer Indonesia kembali memanas di Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Dalam siaran pers yang dirilis pada Rabu, 28 Mei 2025, TPNPB-OPM menuduh militer Indonesia melakukan serangan udara di Kampung Walenggaru, Distrik Gome Utara, yang mengakibatkan tewasnya seorang warga sipil.
Menurut Mayor Numbuk Telenggen dari TPNPB, dua unit helikopter militer Indonesia diduga menjatuhkan bom di wilayah tersebut, menyebabkan kematian Sole Mosip (52) akibat terkena serpihan bom mortar di rumahnya. “Aksi serangan bom dari udara yang dilakukan oleh militer Indonesia itu memang benar, kami sebagai saksi,” ujar Telenggen dalam siaran pers yang disebarkan melalui media sosial.
Setelah insiden tersebut, warga dari Distrik Ilaga dikabarkan meminta izin kepada pihak militer untuk memasuki Kampung Walenggaru guna melakukan kremasi terhadap jenazah korban. Warga yang melakukan kremasi kemudian kembali ke Distrik Ilaga, mengingat Distrik Gome Utara telah dikuasai oleh militer Indonesia.

TPNPB-OPM menilai bahwa operasi militer yang ditujukan kepada mereka sering kali salah sasaran, sehingga menimbulkan korban di kalangan warga sipil. Mereka menyatakan bahwa tindakan tersebut merupakan pelanggaran hukum humaniter internasional.
Dampak dari konflik ini juga dirasakan oleh warga sipil yang terpaksa mengungsi ke Distrik Ilaga untuk mencari perlindungan. Dilaporkan bahwa seorang pria lanjut usia yang sedang sakit harus dibawa dengan cara digendong oleh anaknya menempuh jarak puluhan kilometer dari Gome Utara ke Ilaga. Ketiganya membawa bendera merah putih sebagai tanda agar terhindar dari ancaman selama operasi militer berlangsung.

Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak militer Indonesia terkait tuduhan yang disampaikan oleh TPNPB-OPM.