TPNPB-OPM Tuding Militer Indonesia Lakukan Serangan Udara, Satu Warga Sipil Tewas

29/05/2025
Militer TPNPB menuding Sole Mosip (52) lansia meninggal akibat serangan Bom udarayang dilancarkan militer Indonesia pada 26 Mei lalu. Jasadnya ditemukan terbakar bersama rumahnya yang terkena ledakan bom pada hari ini 28 Mei 2025 di kampung walenggaru, distrik gome utara, kabupaten Puncak, Papua Tengah. Foto: aku facebook @Shon_Adii

titastory, Papua — Konflik bersenjata antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) dan militer Indonesia kembali memanas di Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Dalam siaran pers yang dirilis pada Rabu, 28 Mei 2025, TPNPB-OPM menuduh militer Indonesia melakukan serangan udara di Kampung Walenggaru, Distrik Gome Utara, yang mengakibatkan tewasnya seorang warga sipil.

Menurut Mayor Numbuk Telenggen dari TPNPB, dua unit helikopter militer Indonesia diduga menjatuhkan bom di wilayah tersebut, menyebabkan kematian Sole Mosip (52) akibat terkena serpihan bom mortar di rumahnya. “Aksi serangan bom dari udara yang dilakukan oleh militer Indonesia itu memang benar, kami sebagai saksi,” ujar Telenggen dalam siaran pers yang disebarkan melalui media sosial.

Setelah insiden tersebut, warga dari Distrik Ilaga dikabarkan meminta izin kepada pihak militer untuk memasuki Kampung Walenggaru guna melakukan kremasi terhadap jenazah korban. Warga yang melakukan kremasi kemudian kembali ke Distrik Ilaga, mengingat Distrik Gome Utara telah dikuasai oleh militer Indonesia.

Warga kampung Walenggaru, Distrik Gome Utara, Puncak, Papua Tengah terlihat berada di lokasi Sole Mosip (52) lansia yang meninggal karena diduga terkena bom udara dari Militer Indonesia. Foto: Istimewa

TPNPB-OPM menilai bahwa operasi militer yang ditujukan kepada mereka sering kali salah sasaran, sehingga menimbulkan korban di kalangan warga sipil. Mereka menyatakan bahwa tindakan tersebut merupakan pelanggaran hukum humaniter internasional.

Dampak dari konflik ini juga dirasakan oleh warga sipil yang terpaksa mengungsi ke Distrik Ilaga untuk mencari perlindungan. Dilaporkan bahwa seorang pria lanjut usia yang sedang sakit harus dibawa dengan cara digendong oleh anaknya menempuh jarak puluhan kilometer dari Gome Utara ke Ilaga. Ketiganya membawa bendera merah putih sebagai tanda agar terhindar dari ancaman selama operasi militer berlangsung.

Demi untuk melindungi diri merek dari serangan militer tentara Indonesia mereka harus mengibarkan bendera merah putih, terlihat juga lansia yang dibopong karena sakit. Foto: Ist

Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak militer Indonesia terkait tuduhan yang disampaikan oleh TPNPB-OPM.

error: Content is protected !!