titaStory.id, ambon – Akibat banjir yang menggenangi kawasan pemukiman di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, ribuan warga harus merasakan dampaknya.
Banjir yang juga dihiasi dengan tanah longsor pun kini harus membuat warga di Kabupaten tersebut alami keterbatasan dalam melakukan aktifitas.
Hal mana sesuai dengan siaran pers yang diterima titaStory.id dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional, kamis (04/01/2024).
Siaran pers resmi bernomor 6/Pers PusdatinKK/BNPB/Dis.02.01/l/2024 menjelaskan bahwa lebih dari 13 Ribu Warga Kerinci terdampak banjir. Namun demikian genangan air kian surut setelah kawasan pasa 11 Kecamatan di Kabupaten Kerinci dikepung banjir sejak,sabtu (30/12/2023).
Dalam rilis, sesuai pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kerinci menyebutkan genangan akibat banjir masih terjadi di beberapa titik berdasarkan penjelasan dari Pelaksana BPBD Kabupaten Kerinci.
Namun demikian banjir berangsur surut. Total dari 11 kecamatan yang terdampak sebelumnya kini hanya menyisakan 4 kecamatan yang masih terendam.
Abdul Muhari, Ph.D, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB menerangkan pihaknya terus melakukan monitor dan terus berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Kerinci.
“Alhamdulillah banjir tidak meluas bahkan sudah mulai surut di mana dari 11 kecamatan sekarang tinggal empat kecamatan, demikian jelas Muhar tertulis.
Selain banjir pihaknya menjelaskan titik longsor yang terjadi di Kerinci sudah tertangani. Warga sudah dapat mengakses jalan yang sebelumnya tertutup material longsor, termasuk jembatan penghubung lintas Kerinci-Jambi yang rusak berat.
“Longsor seluruh titik yang diinformasikan ke satgas sudah ditangani semua, tapi memang karena adanya keterbatasan alat dan titik longsornya lumayan banyak serta terjadi secara berulang, memang ada yang terlambat (ditangani). Tapi hari ini Alhamdulillah semua sudah tertangani dan (jalan) sudah bisa dilalui,” terangnya.
Menyusul kejadian bencana banjir dan tanah longsor, pemerintah daerah setempat menetapkan status tanggap darurat banjir dan longsor di Kabupaten Kerinci hingga 7 Januari 2024. Meskipun sudah mulai surut, BPBD setempat masih bersiaga terhadap potensi bencana susulan mengingat cuaca yang masih dinamis di wilayah Kerinci.
Untuk saat ini, ” jelas BPBN”, tim BPBD Kabupaten Kerinci, masih akan fokus mendistribusikan logistik bantuan ke masyarakat terdampak menyusul surutnya banjir di beberapa wilayah. Di samping itu, dapur umum yang didirikan oleh tim gabungan masih diaktifkan terutama di desa-desa yang masih terdampak banjir parah.
“Untuk hari ini, jadi kita fokusnya memang untuk mengirimkan logistik ke masyarakat yang terdampak banjir, hari ini sudah mulai mendistribusikan bantuan-bantuan yang kita dapat, kemudian untuk bantuan tanggap darurat sudah kita lakukan. Jadi saat ini Satgas membuatkan dapur umum di beberapa titik di kecamatan yang terdampak luar biasa dan itu ada dua kecamatan,” ujarnya.
Ia pun berharap agar penanganan darurat banjir dan longsor dapat berjalan optimal meskipun menemui sejumlah kendala, salah satunya ketersediaan peralatan dan bantuan.
“Kami perlu menyampaikan permohonan kami di BPBD Kabupaten Kerinci kekurangan peralatan untuk melakukan penanganan bencana, bisa dibantu peralatan seperti perahu karet, pompa air, dan mobil komando,” ungkapnya.
Sementara itu, laporan harian Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat banjir merendam 3.588 unit rumah. Dari total rumah terdampak, sebanyak 26 unit rumah mengalami rusak berat, 49 rusak sedang dan 27 rusak ringan. Insiden ini juga mengakibatkan tiga unit jembatan rusak berat.
Pusdalops BNPB melaporkan banjir ini berdampak pada 13.626 warga dan dua warga meninggal dunia akibat terseret banjir.
Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Kerinci ini terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi hingga debit air Sungai Batang Merao meluap pada akhir tahun lalu.(TS 02)