Oleh : W Tamalene
titaStory.id,ambon Demokrasi Indonesia sesungguhnya merubah paradigma baru di era fundamental generasi muda dalam berbagai kerentanan sosial pada persoalan pandangan kepemimpinan bangsa saat ini.
Ini merupakan suatu babak baru bagi seorang anak Presiden RI melanjutkan kepemimpinan ayahnya.? Ataukah fase ini pula peran generasi muda Indonesia menjadi taruhan dinamika politik di kancah nasional.? Sesungguhnya semangat itu muncul dalam dari berbagai kalangan di seluruh wilayah Indonesia yang menginginkan gibran untuk ikut serta dalam kontestasi cawapres mewakilkan aspirasi masyarakat dari kalangan generasi muda yang seutuhnya.
Kenapa Gibran Dilebih-lebihkan sebagai Fenomena Langkah.?
Para pengamat politik melihat dari asumsi-asumsi yang berbeda ada yang sama pandangannya dan ada yang tidak sama pandangannya.
Kritikan pedis muncul dari berbagai kalangan masyarakat dan para elit politik bangsa ini. Kritikan itu seola-olah seperti krikil dan atau batu-batuan diterjunkan dari ketinggian gunung berjatuhan ke dataran renda, seperti pula seseorang hendak makan sambil menelpon rasanya ia tidak menikmati makanannya dengan baik.
Yang banyak mengkritik ialah mereka yang tidak setuju Gibran maju sebagai Cawapres RI termasuk juga ada instrumen politik dinasti didalamnya dan merasa bahwa Gibran belum dengan maksimal sepenuhnya menjadi orang nomor dua di Republik ini
Tetapi pula mereka yang setuju menginginkan peran generasi muda menjadi terobosan baru dalam mewujudkan cita-cita perjuangan dan pengabdian yang seutuhnya kepada nusa dan bangsa.
Apakah ini merupakan langkah yang objektif bagi seorang Gibran Rakabumi Raka. Ataukah ada keinginan keluarganya agar Gibran maju sebagai Cawapres RI.? bagaimana gibran mengambil sikapnya hingga pada akhirnya di usung oleh Partai Golongan Karya berpasangan dengan Capres Prabowo Subianto dan di golkan oleh partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) sebagai suatu rasionalitas ataukah hanya kepentingan partai politik dalam merebut tahta pemerintahan Indonesia.?
Kita semua tentu tidak mendukung sepenuhnya apabila suatu saat Gibran benar-benar menjadi Wakil Presiden termuda sepanjang perjalanan demokrasi indonesia sebagai Wakil Kepala Negara diera generasi Z saat ini yang belum maksimal kepemimpinannya. Karenanya kalau hal itu terjadi maka peran generasi muda telah melampaui kekuatan-kekuatan politik nasional diluar dugaan kesadaran pikir manusia.
Namun demikian kiranya banyak sekali generasi bangsa ini mengangkat suaranya akan peran generasi muda dalam segala aspek kehidupan bangsa dan negara ini untuk mengabdi kepada bangsanya sendiri.
Kesukaan dan ketidaksukaan kita tentunya menjadi satu pandangan yang berbeda dan memiliki nilai tersendiri dalam melihat realitas yang terjadi saat ini. Realitas itu akan dapat dirasakan Gibran ketika ia terpilih sebagai Wakil Presiden RI. maka ia akan mengemban tugasnya lebih besar lagi dari sebelumnya, bahwa ia pernah menjadi Walikota Solo (dua tahun memimpin daerahnya).
Akankah kemudian Inilah masanya, inilah waktunya, saatnya Gibran berdinamika dengan para elemen bangsa secara menyeluruh. Tantangan besar bagi Gibran akan dirasakan lebih jauh kedepannya pada keberlangsungan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden di 2024 di masa yang akan datang.**