5 Tahun Titastory: Menjaga Independensi dan Terus Suarakan Kebenaran

by
31/12/2024

Spesial HUT Titastory ke-5

Christ Belseran/ Founder titastory

Bila kepercayaan masyarakat terhadap jurnalisme runtuh, maka demokrasi juga runtuh. Sebaliknya, makin bermutu jurnalisme dalam masyarakat, makin bermutu pula masyarakat tersebut.” Kutipan dari Andreas Harsono, seorang jurnalis senior sekaligus guru Jurnalisme Sastrawi, bukan sekadar kalimat inspiratif. Ini adalah prinsip yang harus menjadi pedoman setiap insan pers, termasuk kami di Titastory.id.

Dalam lanskap media yang semakin kompleks dan penuh tantangan, Titastory.id lahir bukan sekadar untuk menjadi media biasa, melainkan sebagai ruang perjuangan bagi suara-suara yang sering kali tenggelam di balik hingar-bingar kepentingan elite dan oligarki. Kami berdiri bersama masyarakat adat yang terusik dari tanah leluhur mereka, bersama petani yang kehilangan sawahnya akibat korporasi rakus, dan bersama nelayan yang lautnya tercemar limbah industri.

Nama “Tita” yang berarti pesan dalam bahasa ibu Maluku, dan “Story” yang berarti cerita dalam bahasa Inggris, menggambarkan identitas dan misi mulia kita. Bukan sekadar media, Titastory.id adalah penghubung pesan-pesan penting dari mereka yang sering kali suaranya terabaikan—masyarakat adat, kelompok terpinggirkan, dan mereka yang berjuang mempertahankan hak serta lingkungannya.

Dalam lima tahun ini, kita telah melewati berbagai tantangan. Dengan segala keterbatasan, kita tetap berdiri tegak sebagai media independen yang menjunjung tinggi etika jurnalistik dan Undang-Undang Pers. Kita tidak hanya menyajikan berita, tetapi juga liputan mendalam (in-depth report) dan investigasi, serta karya jurnalistik audiovisual yang menggugah kesadaran publik.

Melampaui Batas dan Wilayah: Suara dari Maluku Hingga Papua

Dari Halmahera hingga Pulau Obi, dari Seram hingga Kepulauan Aru, kami melihat langsung bagaimana izin tambang nikel, perkebunan kelapa sawit, hingga konsesi marmer dan HPH, menggerus hak-hak masyarakat adat. Di Halmahera, komunitas adat Hoana Minamin, Hoana Saolat, Wayjoy, Jikomoy, dan Buli terus berjuang mempertahankan tanah mereka dari eksploitasi nikel. Di Seram, masyarakat Negeri Kasieh, Dusun Taman Jaya, hingga Suku Bati di Timur Seram, berhadapan dengan ancaman kerusakan lingkungan yang sistematis akibat kepentingan investasi yang tidak berpihak pada rakyat.

Kami juga menyaksikan bagaimana masyarakat adat di Pulau Romang, Jerusu, dan Hila terus berjuang melawan perusahaan tambang emas yang diduga ilegal dan merusak tanaman pangan mereka. Di Pulau Wetar, nelayan harus menelan pil pahit karena laut yang tercemar limbah tambang emas, menyebabkan ikan mati dan perekonomian masyarakat hancur.

Di Balik Layar: Kerja Kolektif yang Tak Kenal Lelah

Perjuangan ini tentu tidak bisa dijalankan oleh satu orang. Di balik setiap laporan investigasi, ada tim yang bekerja dengan dedikasi tinggi. Pimpinan Redaksi Usi Marta Dianti, Koordinator Liputan Edison Waas, Editor Rere Khairyah, dan Tim Media Sosial yang dipimpin Vanessa Lesnussa, semuanya bekerja dalam harmoni untuk memastikan setiap informasi yang disampaikan adalah fakta yang akurat dan bermakna. Dukungan teknis dari Zulfikli Abas di bidang IT dan desain, serta kontribusi dari Editor Video & Foto Semuel B. Djirlay, memastikan pesan kami tidak hanya tersampaikan, tetapi juga berdampak.

Di barisan paling depan, para kontributor seperti Iksan di Maluku Utara, Sadhan di Seram Utara, Josua Ahwalam di Seram Selatan, hingga Johan Djamanmona di Kepulauan Kei dan Aru, terus mengawal cerita-cerita dari tanah mereka. Tak lupa, penulis lepas seperti Hendrik Apituley, Engelina Pattiasina, dan Ikhsan Tualeka menyumbangkan perspektif berharga yang memperkaya konten kami.

Dunia digital telah membuka peluang besar bagi media seperti Titastory.id untuk menjangkau wilayah-wilayah yang sulit diakses. Kontribusi dari jurnalis warga melalui laporan langsung di media sosial telah membantu kami mengisi kesenjangan informasi di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Suara-suara mereka adalah denyut nadi dari keberlanjutan perjuangan ini.

Dedikasi untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Di balik perjuangan profesional ini, ada dukungan yang tak ternilai dari keluarga dan orang-orang terdekat. Istri tercinta, Novi, dan anak Mikaila, yang selalu memberi semangat di saat-saat sulit. Ibu yang tahun ini memasuki usia 80 tahun, yang doanya selalu menjadi kekuatan di setiap langkah.

Ada juga para sahabat seperti Bung Jaco, Bung Brian, Bung Francis, Bung Semy, dan Usi Mina, yang memberikan kontribusi pemikiran dan dukungan materiil untuk memastikan titastory.id tetap berdiri tegak.

Jurnalisme sebagai Pilar Demokrasi

Pada akhirnya, perjuangan ini bukan tentang satu individu atau satu lembaga media. Ini tentang membangun jurnalisme yang kuat, bermutu, dan berintegritas. Karena tanpa jurnalisme yang bermutu, demokrasi akan rapuh.

Kita semua adalah bagian dari perjuangan ini. Setiap kata yang ditulis, setiap foto yang diambil, dan setiap cerita yang disampaikan adalah kontribusi nyata untuk membangun masyarakat yang lebih adil, transparan, dan bermartabat.

Seperti doa yang selalu kami panjatkan kepada Upu Ila Kahuressi, Upu Lanite, dan Tuhan Penguasa Alam Semesta, kami percaya bahwa kebenaran akan selalu menemukan jalannya. Dan kami di Titastory.id akan terus berdiri di garis depan, menjaga suara rakyat agar tetap didengar dan keadilan tetap ditegakkan.

Titastory.id bukan sekadar media. Ini adalah panggung perjuangan, rumah bagi suara-suara yang tersisih, dan lentera bagi demokrasi di tanah Maluku dan sekitarnya.

 

Link Video:

error: Content is protected !!